Dipandu oleh Kicauan Burung
BEBERAPA waktu lalu kami naik Bukit Mongkrang di Tawangmangu, Karanganyar. Bagi pendaki pemula bukit ini memberi pemandangan yang eksotik.
Pendakian pertama menuju ke puncak Bukit Cinta 1 dan 2. Dari sini sudah bisa melihat Gunung Lawu yang menjulang dan ufuk timur memerah.
Perjalanan dilanjutkan ke Bukit Mongkrang yang tingginya 2.194 mdpl. Turun dari Bukit Cinta melewati ilalang yang cukup tinggi, serta jalan setapak yang ditutupi oleh pepohonan liar.
Ada tanjakan-tanjakan terjal yang perlu hati-hati.
Mencapai puncak Mongkrang pemandangan sangat bagus. Kita bisa menikmati padang rumput hijau, lembah luas dan Gunung Lawu yang sangat dekat.
Matahari terbit menghiasi langit keemasan sungguh mentakjubkan.
Waktu turun adalah perjalanan yang cukup berat. Lutut rasanya mau copot menahan beban berat agar tidak terpeleset.
Waktu naik suasana masih gelap, ketika turun kita melihat banyak kelokan-kelokan jalan.
Ada pemandangan aneh; seekor burung selalu terbang di depan sambil bercicit cuit.
Ia seperti mendahului rombongan kami dan memberi petunjuk jalan. Ia seperti memandu menunjukkan jalan.
Kami merasa Tuhan mengutus Roh Kudus untuk menunjukkan jalan lewat burung kecil itu, sehingga kami sampai di bawah tidak tersesat.
Menghadapi kesulitan hidup sering kita bingung. Ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita selami. Kita seperti pendaki yang harus menghadapi banyak tikungan jalan.
Harus ada penunjuk jalan yang benar-benar bisa membimbing sampai tujuan.
Yesus tahu kita membutuhkan pembimbing kehidupan. Ia berjanji akan mengutus Roh Kudus-Nya yang akan mengarahkan kita kepada kebenaran.
Ia berkata, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.”
Roh Kebenaran itu akan memberitahukan hal-hal yang belum kita ketahui. Roh itu berasal dari Yesus sendiri.
Makanya Ia akan memberitahukan kepada kita apa saja yang diterimanya dari ajaran Yesus.
Roh Yesus itulah yang akan diutus-Nya membimbing langkah kita agar kita memahami kehendak Bapa.
Maka kita perlu memiliki hubungan yang dekat dengan Yesus. Relasi yang dekat dengan Yesus memudahkan kita mendengarkan bimbingan Roh Kudus.
Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya dari Yesus.
Seperti para pendaki yang peka mendengarkan suara alam dan dibimbing pada jalan yang benar, demikian pun kita diajak peka mendengar bisikan Roh Kudus, agar kita memperoleh keselamatan dalam Kristus.
Pertanyaan reflektif; Apakah hati nurani kita peka akan tanda-tanda Roh Kudus yang membimbing langkah kehidupan kita?
Apakah kita merasakan bimbingan-Nya melalui bisikan Roh Kudus?
Sungguh nikmat makan pisang rebus,
Duduk di pantai sambil klepas-klepus.
Peka terhadap bimbingan Roh Kudus,
Aman tentram menapaki jalan yang lurus.
Cawas, peka dengan doa….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr