KISAH lucu dan menarik ketika melihat adegan film “TILIK” yang lagi viral. Tilik artinya menjenguk orang sakit. Bu Tejo dan rombongan ibu-ibu pergi ke rumah sakit menengok Bu Lurah dengan naik truk.

Tokoh sentralnya adalah Bu Tejo yang bergosip ria tentang Dian dan Bu Lurah. Ia menjelekkan Dian yang jadi kembang desa. Dian dinilai sebagai perempuan “nakal” yang senang pergi dengan oom-oom, keluar masuk hotel, jalan-jalan di mall, punya uang banyak padahal kerjanya tidak jelas. Bu Lurah juga jadi sasaran gosip.

“Baru aja kerja, handphone baru, motor baru, uang dari mana coba, padahal itu barang mahal-mahal, kayak aku gak tahu merek aja..” kata Bu Tejo. Dia menjelek-jelekkan Bu Lurah karena suaminya mau ikut pemilihan kepala desa.

Dengan sombongnya dia memberi amplop kepada Gotrek, sopir truk, sambil memperlihatkan perhiasan emas di jari, pergelangan, telinganya. Ketika truk ditilang, Bu Tejo teriak-teriak dengan garang, “Pak Polisi, apa saya telpon ke saudara saya yang polisi, apa gimana, bintangnya lima jejer-jejer, berani apa…”

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengecam orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka dipandang sebagai orang munafik. Mereka mentaati aturan tetapi melalaikan keadilan dan belas kasih.

Nampaknya hidup bersih tetapi senyatanya korupsi tanpa malu-malu. “Nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu, tetapi unta di dalamnya kalian telan.” Cawan dan pinggan dibersihkan sebelah luarnya tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

Film di atas sangat dekat dengan realitas kehidupan kita. Kita senang membicarakan kejelekan orang lain, tetapi keburukan kita sendiri tidak kita akui. Seperti pepatah mengatakan, “Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pulupuk mata tiada tampak.”

Yesus memberi nasehat bukan hanya kepada para Farisi, tetapi juga kepada kita semua di zaman ini yang mirip-mirip seperti Bu Tejo, “Bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”

Mari kita masuk ke dalam hati kita sendiri, sebelum kita menilai orang lain. Bu Sum berpesan, ”Hati-hati lho bu, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan….”

Ke pasar baru membeli buah.
Memilih buah jambu tanpa isi.
Mulut dijaga jangan suka fitnah.
Bisa-bisa kamu jatuh ke lubang sendiri.

Cawas, menunggu jadwal sekolah…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr