SETELAH memimpin misa malam natal, saya langsung menuju GKJ Cawas untuk mengikuti perayaan Natal bersama. Hadir tokoh-tokoh lintas agama dari FKUB dan PKUB.
Sangat terasa sekali semangat kebersamaan dan persaudaraan. Ditampilkan juga tarian lintas iman. Para penari berasal dari berbagai agama, Islam, Kristen, Katolik dan Hindu.
Sutradaranya adalah Mas Jimbling Supriyadi, seorang muslim yang menjunjung kebhinekaan, yang kemarin juga menggarap Creaversity di Gereja Maria Assumpta.
Ketika saya pulang, di luar gereja dan di jalan-jalan dijaga oleh teman-teman dari Banser, Senkom dan LDII. Mereka bergotong royong mengamankan agar perayaan Natal ini berjalan aman dan khidmat.
Sungguh luar biasa persaudaraan yang dibangun di tengah masyarakat. Inilah Indonesia yang senyatanya. Guyub rukun, tentram, damai saling menghargai dan menghormati.
Kita memiliki modal bangsa yang besar untuk maju dan berdaulat. Jangan mau dipecah belah oleh orang-orang yang tidak ingin Indonesia maju.
Gambaran komunitas yang rukun damai guyub hidup bersama itu dapat dilihat dari para gembala dalam bacaan Injil Natal pagi.
Mereka hidup dengan tentram dan damai, tanpa ada sekat yang membeda-bedakan. Mereka bekerjasama saling mendukung dan menyemangati.
Para gembala itu bergegas dengan cepat pergi ke Betlehem. “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem.
Sampai di Betlehem, mereka tidak hanya melihat, tetapi memberitahukan apa yang telah diberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang anak itu.
Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat; semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Para gembala itu mengalami sukacita. Suasana itu dibawa dan diwartakan kepada semua orang. Sukacita membawa mereka mampu memuji dan memuliakan Allah.
Hati yang gembira adalah pintu masuk orang bisa memuji dan memuliakan Allah. Kegembiraan ini harus kita wartakan kepada semua orang.
Suasana Natal di Cawas yang damai dan tentram, banyak kelompok dengan sukarela menolong, menjaga keamanan, hadir dalam suasana pesta kelahiran Tuhan, adalah hikmah Natal yang luar biasa.
Kami di daerah pedesaan ini mengalami hidup sebagai sahabat bagi semua orang. Damai Natal sungguh dapat dirasakan. Semoga selalu damai di hati dan damai di bumi.
Pakai sandal, memetik bayem.
selamat Natal, Berkah Dalem.
Cawas, Natal yang damai
Rm. A. Joko Purwanto Pr