“Wartakan Kabar Sukacita”
PERJALANAN ke Stasi Harjon atau Camp Kenibung memakan waktu satu hari kalau tidak singgah-singgah. Jarak stasi ini dari paroki berkisar 162 km dengan jalan tanah, tidak beraspal.
Saya sering melakukan turne dengan menyinggahi Camp Tigal dan Stasi Beginci lebih dulu. Ke Beginci jalannya lebih buruk lagi.
Stasi ini berada di tengah hutan yang dikelola oleh PT Suka Jaya Makmur. Sebagai pastor paroki di Nanga Tayap dulu saya harus memelihara iman umat yang bekerja di camp-camp di tengah hutan.
Setidaknya dua bulan sekali mereka dikunjungi dengan pelayanan misa, pengakuan dosa, baptisan dan pemberesan perkawinan.
Biasanya ada mobil perusahaan yang menjemput, namun pernah juga saya naik sepeda motor melewati jalan berliku dan naik turun bukit.
Hiburan yang menyenangkan kadang ketemu ular, monyet, babi hutan, kancil atau pelanduk. Kalau pas musim buah kadang dapat durian jatuh. Uenaknya luar biasa.
Jarang sekali ketemu orang. Rasanya seperti di ujung dunia. Tidak ada listrik apalagi sinyal.
Tetapi kepada mereka yang jauh dari pusat paroki tetap harus dilayani demi iman yang bertumbuh.
Wilayah yang sangat luas, umat yang tersebar, jalan-jalan yang rusak parah, juga tenaga imam yang hanya sedikit membuat kami semua harus berjibaku untuk mewartakan Kabar Sukacita.
Hari ini pada peringatan St. Timotius dan Titus, Tuhan bersabda, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Mereka berdua adalah murid-murid Paulus yang bekerja keras memelihara kawanan. Paulus mengajak mereka untuk bersaksi tentang Injil.
“Berkat kekuatan Allah ikutlah menderita bagi Injil-Nya.”
Pelayanan pemberitaan Injil ini terus menerus diwariskan kepada kita semua. Masih ada banyak umat yang membutuhkan pewartaan sabda Allah. Masih ada wilayah-wilayah yang menanti kehadiran para pewarta sabda.
Menderita demi Injil-Nya akan lebih membahagiakan daripada kita menderita demi mengejar hal-hal duniawi yang akan hilang.
Ada banyak sukacita ketika kita berani menderita demi mewartakan Injil.
Kalau kita membawa damai, maka ada banyak saudara menyambut dimana-mana. Pertolongan Tuhan selalu tepat dan hadir pada saat diperlukan.
Kasih Tuhan selalu memelihara kita dimanapun, ketika kita berani menderita demi Injil-Nya.
Beranikah kita minta kepada tuan yang empunya tuaian? Maukah kita pergi memberitakan Injil-Nya? Jangan ragu, Tuhan membutuhkan anda. Ya, andalah orangnya.
Ayo kita ke Kalimantan.
Sebentar lagi jadi Ibukota.
Jadi imam atau biarawan,
Hidup penuh dengan sukacita.
Cawas, Tuhan memanggil anda….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr