Subali – Sugriwa
DUA bersaudara Subali dan Sugriwa disuruh oleh dewa membunuh Mahesa Sura di Gua Kiskenda. Subali berkata kepada Sugriwa, “Adikku Sugriwa, tinggallah di depan pintu gua, aku akan masuk membunuh Mahesa Sura. Berjaga-jagalah kamu di sini. Kalau nanti sungai di bawah itu mengalir air warnanya merah, artinya Mahesa Sura mati. Tetapi kalau air yang mengalir berwarna putih, aku yang mati. Tutuplah pintu gua ini dengan batu besar.”
Subali masuk ke dalam gua. Sugriwa berjaga-jaga di depan pintu gua sambil memperhatikan aliran air di bawahnya. Terjadi perang yang cukup lama di dalam gua. Subali tidak hanya menghadapi Mahesa Sura tetapi juga Lembu Sura, saudaranya.
Subali dikeroyok oleh dua raksasa itu. Oleh Subali mereka berdua diadu kumba. Mahesa Sura dan Lembu Sura mati sampyuh. Darah merah Mahesa Sura bercampur dengan otak putih Lembu Sura mengalir keluar gua.
Sugriwa kaget melihat warna air yang mengalir berwarna putih, lalu disusul merah. Sugriwa bingung. Ia mengira kakaknya mati bersama Mahesa Sura. Tanpa pikir panjang ditutuplah pintu gua itu dengan batu besar.
Berjaga-jaga itulah pesan Yesus kepada para murid-Nya. “Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang…. sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga.”
Hamba yang siap siaga akan aman, jika tuan rumah datang. Ia akan siap membuka pintu, melayani tuannya dengan sigap dan membereskan segala urusannya. Hamba yang berjaga juga mesti waspada dan bijaksana.
Jika tidak, ia bisa salah bertindak seperti Sugriwa. Jika hamba itu malas, “klelat-klelet”, tidak cekatan dan nggak ngerti tugasnya, maka bisa jadi dia akan dipecat, dibuang atau dihukum.
Hidup ini adalah waktu berjaga-jaga. Anak Manusia datang pada waktu yang tidak terduga. Sama dengan kematian, tidak ada orang yang bisa mengira kapan datangnya. Masa pandemi covid19 ini makin menguatkan kita semua bahwa kematian ada di depan mata kita.
Ada banyak kasus; orang yang kelihatan sehat segar bugar, pagi masuk rumah sakit karena sesak nafas, siangnya dipanggil Tuhan. Jangan sampai kita terlena, hanyut oleh hiruk pikuk dunia. Mari kita berjaga dan waspada.
Bunga anggrek merah warnanya.
Kado manis hut imamatnya.
Marilah kita semua berjaga-jaga.
Hidup itu singkat dan sementara.
Cawas, syukur 26 tahun imamat….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr