SEORANG bapak pernah mengeluh mengapa tidak mau pergi ke doa-doa lingkungan. Doa lingkungan kadang disalahgunakan.
Pemimpin menggunakan doa untuk menyindir, memarahi, menunjuk kesalahan orang atau membanding-bandingkan.
Umat yang hadir menjadi tidak nyaman dan akhirnya enggan datang ikut doa-doa di lingkungan.
Bacaan Injil hari ini bercerita bagaimana dua orang berdoa. Orang Farisi merasa paling benar di hadapan Allah.
Ia membenarkan dan membandingkan dirinya bahwa ia tidak sama dengan orang lain. Ia bersyukur karena bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai.
Ia membandingkan dengan orang lain. Ia merasa paling baik hidupnya dibanding pemungut cukai itu.
Doa dipakai untuk membenarkan diri di hadapan Allah. Ia menyombongkan jasa-jasanya di depan Tuhan.
Sementara pemungut cukai itu hanya berdiri jauh dan tidak berani maju ke depan. Ia menyesali semua dosa-dosanya di hadapan Tuhan dan mohon pengampunan.
Bahkan untuk menengadah ke langit saja, ia tidak berani. Ia mengakui ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan. Doanya singkat dalam penyesalan yang mendalam, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”
Yesus menegaskan pemungut cukai itu pulang sebagai orang yang dibenarkan Allah. kesimpulanNya disampaikan demikian,
“Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Bacaan pertama juga menggambarkan bagaimana Allah mengasihi orang miskin, yatim piatu, para janda. Orang-orang tertindas selalu ada di hati Tuhan.
Doa mereka membubung tinggi dan didengarkan Tuhan. Allah berpihak kepada mereka. Karena mereka hanya bisa bergantung pada belaskasih Tuhan.
Doa kepada Tuhan bukan tempat untuk membandingkan atau bahkan membenarkan diri. Kita tidak punya jasa apa-apa di hadapanNya. Tidak ada yang bisa kita banggakan di hadapan Tuhan.
Doa adalah sikap hati yang memuliakan Tuhan. Doa adalah tempat kita bersujud dan merendahkan diri karena Allah maha kuasa.
Marilah kita berdoa degan baik, bukan untuk mengadili sesama, bukan untuk menyombongkan diri dan merasa paling benar. Doa adalah tempat memuliakan Allah dan manusia.
Siang-siang minum juice mangga
Buah mangga manis rasanya
Doa itu bisa menjadi senjata
Tetapi bukan untuk memetikan sesama
Cawas, siang yang panas
Rm. A. Joko Purwanto Pr