“Kebahagiaan Simbah”
HARAPAN terbesar dari para orangtua, “simbah” atau kakek dan nenek adalah melihat anak cucunya hidup baik dan bahagia. Orangtua selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan, agar anak cucunya hidupnya diberkati, tekun dan setia kepada Tuhan, hidup di jalan yang benar dan dapat menjadi contoh atau teladan berbuat baik.
Dalam misa keluarga, bapak yang sudah usia 85 tahun berdoa bagi anak dan cucu-cucunya. Beliau mendoakan supaya anak-anaknya setia dan tekun pada tugasnya masing-masing. Anak cucu diminta terus berbakti pada Tuhan agar hidupnya bisa berguna bagi banyak orang.
Saya kira tidak ada kebahagiaan yang sempurna dari para orangtua jika melihat anak cucunya hidup baik dan rukun, damai dan sejahtera. Kebahagiaan orangtua yang sudah banyak makan garam, rambut memutih dan wajah mulai keriput itu tidak lain adalah kebahagiaan dan keselamatan anak dan cucu-cucunya.
Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus Nasaret. Yesus, Maria dan Yusuf adalah teladan setiap keluarga. Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus di kenisah. Keluarga ini percaya bahwa semuanya berasal dari Allah. Mereka dipersatukan karena kehendak Allah. Maka mereka bersatu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah; mempersembahkan Yesus kepada Bapa di Bait suci.
Pesan yang dapat kita petik adalah bahwa keluarga menjadi tempat pengudusan setiap pribadi di dalamnya. Relasi keluarga dibangun dalam doa dan ketaatan pada Allah. Keluarga menyatu dengan Allah seperti anggur bersatu dengan pokoknya.
Simeon dan Hana bernubuat tentang Yesus si kecil. Mereka adalah gambaran orangtua yang sudah “menep dan sumeleh” artinya damai dan tentram, pasrah kepada Allah. Mereka sungguh menemukan kebahagiaan hidup melihat Sang Terurapi yakni Yesus Almasih.
Kebahagiaan orangtua menjadi penuh jika melihat anak-cucunya hidup dalam Tuhan. Begitulah Simeon dan Hana bersukacita menyambut si kecil Yesus.
Simeon berkata dalam kebahagiaanya, “Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.”
Mari membahagiakan orangtua dengan berlaku kudus dan jujur di hadapan Tuhan. Dengan demikian kita membuat mereka berumur panjang dalam kedamaian.
Di ladang tumbuh beraneka macam bunga.
Di antaranya ada semak dan rerumputan.
Orangtua akan hidup panjang dan bahagia.
Melihat anak-cucunya bertakwa pada Tuhan.
Cawas, terbawa rasa bahagia…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr