DALAM kisah sejarah kepahlawanan sering kita temui sepasang tokoh yang beriringan saling melengkapi.
Tokoh wayang ada Kresna dan Arjuna, Rama dan Laksmana. Sejarah Romawi punya tokoh Antonius dan Oktavianus.
Dalam kisah fiktif ada Batman dan Robin. Sejarah kemerdekaan Indonesia punya Soekarno dan Bung Hatta.
Mereka disebut dwitunggal. Dua pribadi yang menyatu dalam satu perjuangan mencapai cita-cita bersama.
Kresna adalah pemimpin strategi. Dia merencanakan, mengatur strategi, menentukan kebijakan dalam perang Baratayuda.
Arjuna adalah pemimpin lapangan, maju langsung di medan laga. Kresna adalah kusir kereta dan Arjuna adalah senopatinya.
Hari ini Gereja merayakan dua tokoh besar yakni Petrus dan Paulus. Mereka adalah pilar Gereja perdana.
Petrus adalah pemimpin para rasul di Yerusalem. Paulus menjelajah ke luar daerah sebagai misionaris agung.
Petrus memelihara jemaat dari dalam (internal). Paulus mengembangkan gereja menuju dunia luar (eksternal).
Menurut tradisi, keduanya mati sebagai martir di Roma. Petrus di salib terbalik.
Paulus dipenggal kepalanya pada jaman Kaisar Nero. Kematian mereka mejadi benih subur kekristenan.
Keduanya mempunyai latar belakang yang berbeda. Petrus seorang nelayan tradisional.
Orang kampung, udik, tak berpedidikan, sederhana. Paulus dari Tarsus kota besar, berpendidikan, murid Gamaliel, paham tentang adat dan hukum Taurat.
Petrus pernah menyangkal Yesus sampai 3 kali. Paulus pernah menganiaya murid-murid Yesus. Ia yang berinisiatif menangkap dan memenjarakan orang Kristen awal.
Kisah hidup yang luar biasa itu dipakai oleh Yesus untuk memberitakan Injil Kabar Gembira.
Kedua tokoh ini memang sangat radikal. Radix artinya akar. Beriman sampai ke akar-akarnya atau “ngoyod”.
Paulus bahkan sampai berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”.
Karena sikapnya yang radikal itulah mereka berdua dipakai menjadi dasar bangunan jemaat yakni umat Allah.
Sampai sekarang Gereja tetap berdiri tegak atas dasar para rasul. Para uskup menggantikan dan meneruskan kedudukan mereka untuk memelihara iman dan mewartakan Kabar Gembira sampai ke ujung bumi.
Kita semua diutus meneruskan dan mewartakan iman kepada semua orang dengan talenta dan potensi masing-masing.
Wajah cantik karena giginya gingsul
Rambutnya hitam panjang dan pirang
karena ajaran dan teladan para rasul
Gereja berdiri tegak sampai sekarang
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr