DI ANTARA negara-negara Eropa, Belanda adalah negara yang paling parah menjaga nilai-nilai kekristenan.
Negara lain seperti Perancis, Spanyol, Portugal, Italy masih punya tradisi iman Kristen. Di Belanda perkawinan sesama jenis dilegalkan. Aborsi dilindungi undang-undang.
Faktor yang menyebabkan kemunduran itu disinyalir adalah berkembangnya sekularisme. Gereja Belanda dikelola dengan model birokrasi pemerintahan dan pola managemen modern. Semuanya diukur dengan pola pikir duniawi.
Kita lupa bahwa karya Roh Allah itu ada. Gereja sebagai institusi rohani justru meminggirkan peran Roh Allah yang tidak kelihatan dan tak bisa diukur hanya dengan indikasi-indikasi modern dan canggih.
Roh Allah bekerja melalui tangan-tangan yang tidak kelihatan. Gereja ada sampai sekarang itu karena Allah yang bekerja.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan bagaimana Kerajaan Allah itu tumbuh dan berkembang.
“Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya. Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Biji dan ragi itu sama-sama berkembang, namun kita tidak mengetahuinya. Roh Allah itu juga berkarya tetapi kita tidak mampu mengetahuinya. Ia seperti angin.
Kita tidak melihat tetapi hanya bisa merasakan desirannya. Kelemahan kita sebagai manusia hanya bisa mengukur segalanya dengan panca indera. Kita lalu jatuh pada hal-hal yang nampak melalui indera kita saja.
Padahal Roh itu berkarya mengatasi hal-hal yang terserap indera kita. Kalau iman kita hanya diukur dari apa yang nampak, kita membatasi karya Roh.
Di gereja kita juga sedang berkembang bahwa segala sesuatu harus bisa diukur, program harus terukur pasti.
Ada macam-macam istilah outcomes, milestone, indikator, sasaran strategis, roadmap, proyek, resiko, review dan aneka istilah teknis managemen modern.
Dimanakah peran Roh Kudus kita tempatkan? Bisa saja ahli teologi menjelaskan secara teoritis biblis. Tetapi jangan lupa bahwa Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi dan ragi yang tumbuh berkembang.
Allah itu berkarya. Bukan hanya manusia yang bekerja, tetapi Allah dengan caranya yang tersembunyi juga bekerja. Kita tidak boleh memuja teori-teori buatan manusia itu melebihi peran Allah.
Gereja Belanda bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Melupakan peran Allah hanya akan menghancurkan gereja itu sendiri.
Jangan memelihara anak macan
Suatu saat dia akan memangsa kita sendiri
Kalau kita mengabaikan peran Tuhan
Kita akan hancur dan tak lama akan mati
Cawas, malam yang sepi
Rm. A. Joko Purwanto Pr