Homili Malam Paskah, Bapa Uskup: Jangan Takut! Tuhan Beserta Kita

Perayaan Malam Paskah (11/4) terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena diikuti seluruh umat Keuskupan Agung Semarang melalui streaming. Meski demikian, seluruh Umat Kristiani bersukacita menyambut kebangkitan Sang Juruselamat.

Dalam Misa Malam Paskah live streaming di kanal YouTube KOMSOS Keuskupan Agung Semarang yang disiarkan langsung dari Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengawali homilinya dengan mengucapkan Selamat Paskah kepada seluruh umat. Bapa Uskup juga bertanya pada umat, “Apakah kalian masih setia dan bangga menjadi murid Krisus di tengah situasi seperti ini?”. Menurutnya, kita semua sebagai Umat Katolik sejak tiga hari berturut-turut setia dan semangat mengikuti Perayaan Tri Hari Suci di situasi pandemi Covid-19 ini. Bapa Uskup juga menyampaikan bahwa tidak sedikit yang merasa terharu karena mengalami kasih Tuhan yang luar biasa di saat mengalami kesusahan hidup.

Selama tiga hari ini, banyak umat yang mengirimkan pesan kepada Bapa Uskup untuk mengungkapkan pengalaman iman mereka yang sangat mendalam. Dari sekian banyak pesan, Bapa Uskup menyimpulkan dua ungkapan pengharapan dan kerinduan yang sangat mendalam di antara kita. Pertama, kerinduan untuk mengikuti Perayaan Paskah seperti tahun-tahun silam di mana kita semua merayakan di gereja dan menerima tubuh Kristus. Selain tiu, ada juga harapan kita agar pandemi Covid-19 ini bisa berakhir agar kita semua dapat melakukan aktivitas seperti basa. Apakah Anda juga memiliki kerinduan dan harapan yang sama?

Bapa Uskup juga memberikan pengandaian, “Seandainya pada mala mini pemerintah kita mengumumkan bahwa wabah virus Corona sudah berakhir dan kita semua bisa beraktivitas seperti biasa, apa yang akan kita lakukan?”. Menurutnya, bisa jadi sebagian dari kita akan keluar rumah dan bersuka ria bersama keluarga dan kerabat kita. “Namun, ada beberapa orang juga yang masih khawatir dan waspada. Apakah kabar ini benar?”, ujarnya.

“Inilah juga yang dirasakan oleh para murid Yesus. Mereka sudah beberapa hari mendekam di dalam rumah dengan perasaan tercekam setelah penangkapan dan penyaliban Yesus di Gunung Golgota. Kemudian datanglah dua orang perempuan yaitu Maria Magdalena dan Maria yang lain membawa kabar bahagia setelah ditampaki oleh malaikat yang mengatakan bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kembali,” kata Bapa Uskup. Sebagai umat, kita juga dapat membayangkan bahwa para murid bergembira dan melonjak kegirangan. Tetapi menurut Bapa Uskup, ada sebagian murid yang khawatir, bertanya-tanya perihal kebenaran pemberitaan itu dan apakah mereka boleh pergi keluar rumah tanpa ditangkap orang Yahudi?

“Ketakutan itu semua sirna seketika saat mereka berjumpa langsung dengan Yesus. Dia memberikan salam damai dan bersabda, ‘janganlah takut’. Inilah pengalaman Paskah yang menghalau ketakutan dan membawa sukacita, juga semangat untuk keluar rumah dan pergi mewartakan kegembiraan. Seperti itulah pengalaman para murid akan kebangkitan Yesus,” kata Bapa Uskup.

Bapa Uskup juga bertanya, “Lalu, bagaimana dengan kita yang hari ini merayakan Paskah? Apakah ada sukacita?”. Menurutnya, sebagai umat Katolik kita harus bersukacita dan bergembira karena kita semua mengalami pembebasan dari dosa. Tuhan telah menyelamatkan kita dari kuasa kegelapan.

Sabda Yesus ‘janganlah takut’ bukan hanya ditujukan pada kedua perempuan dan para murid saja, tetapi juga untuk kita semua yang sedang mengalami kecemasan dan ketakutan akan sakit dan kematian. Ada pula yang mengawathirkan hari esok, pekerjaan, kelanjutan studi, keluarga, dan hal lainnya.

“Yesus bersabda seperti itu karena ini adalah saatnya kita membuang rasa takut itu dan mengubahnya menjadi sebuah pengharapan dan keyakinan bahwa Tuhan mendampingi dan menyertai kita. Tuhan selalu membimbing kita dalam menjalani hidup yang penuh dengan kewaspadaan dan kehati-hatian agar terhindar dari wabah virus Corona,” tambah Bapa Uskup.

Bapa Uskup sungguh-sungguh mencoba untuk memperhatikan keselamatan dan keamanan umat Keuskupan Agung Semarang dengan membuat kebijakan untuk meniadakan berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang. Bapa Uskup juga melarang para Romo dan Prodiakon untuk berkeliling ke rumah-rumah umat yang rindu akan tubuh Kristus.

Kita semua sebagai umat Katolik diajak untuk tidak takut menghadapi segala situasi kehidupan ini. Kita harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Sama halnya dengan kedua perempuan yang diutus Yesus untuk menemui para muridnya agar mereka dapat menjumpai Yesus di Galilea. Kita yang merayakan Paskah juga diutus, diajak Yesus untuk keluar mewartakan kabar sukacita kepada semua orang yang kita jumpai. Pertanyaan yang muncul adalah ‘bagaimana cara mewartakannya di tengah situasi pandemi di mana kita tidak boleh keluar rumah seperti ini?’.

Bapa Uskup pun menjelaskan bahwa kita bisa mewartakan kabar gembira keselamatan itu dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan baik dan nyata, seperti ramah-tamah, menjalin persaudaraan, mempererat solidaritas, dan meningkatkan kepedulian. “Di situasi sekarang ini, tenaga medis, orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi, keluarga kita yang sudah tua, dan di luar sana banyak orang yang membutuhkan perhatian dan dukungan kita. Kita dipanggil untuk memegang erat amanat Yesus dengan semangat dan penuh sukacita,” ujar Bapa Uskup.

Sembari menutup kotbahnya, Bapa Uskup berpesan kepada seluruh umat untuk selalu bahagia dan jangan takut dalam menghadapi setiap peristiwa dalam hidup. “Tuhan akan selalu menyertai kita,” imbuhnya.