BAHAYA COVID-19 DAN SIKAP ORANG MUDA KATOLIK BABARSARI DALAM MENGHADAPI EPIDEMI

Saat ini masyarakat dunia sedang dibuat panik dengan maraknya penyebaran sebuah virus yang bernama corona (COVID-19). Tercatat hingga tanggal 14 April 2020 terdapat 1,924,635 kasus infeksi yang tersebar di 210 negara di seluruh dunia. Jumlah kasus infeksi terbesar tercatat terjadi di Amerika Serikat yaitu sebanyak 587,173 kasus, kemudian di susul oleh Spanyol dengan jumlah total kasus infeksi sebanyak 170,099 kasus, lalu posisi yang ketiga ditempati oleh Italia dengan jumlah total kasus infkesi sebanyak 159,516 kasus. Sedangkan di Indonesia sendiri jumlah kasus infeksi meningkat dengan pesat, yang awalnya hanya terjadi 2 kasus, meningkat menjadi 96 kasus, kemudian 172 kasus, hingga yang terbaru total 4,557 kasus. (sumber: worldometers.info, 14/04/2020)

Penyebaran virus COVID-19 diduga berasal dari China, yaitu dari sebuah pasar hewan sebagai akibat dari mengkonsumsi daging (kelelawar, ular, dan hewan eksotis lainnya) yang tidak diolah dengan baik. Gejalanya yang mirip dengan penyakit flu biasa dan penyebaran yang begitu cepat membuat infeksi virus ini meningkat dengan pesat. Banyaknya korban yang berjatuhan di berbagai negara akhirnya mendorong WHO (World Health Organization) untuk mengkategorikan virus corona (COVID-19) sebagai epidemi global. WHO berharap dengan ditetapkannya COVID-19 sebagai epidemi global, semua negara menjadi lebih serius dalam menangani kasus penyebaran dan infeksi virus ini. Sebelumnya WHO sangat prihatin dengan sikap dari beberapa negara yang terkesan terlalu lamban dalam menangani kasus infeksi COVID-19. Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom dalam sebuah konferensi pers di Jenewa (11/03) mengatakan dengan tegas bahwa serangan virus COVID-19 bukan hanya krisis kesehatan masyarakat, tetapi juga krisis yang memberikan dampak kepada setiap sektor dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu ia mendesak setiap individu dalam masyarakat untuk terlibat aktif membantu pemerintahan negaranya memerangi penyebaran dan infeksi virus COVID-19.

Penyebaran COVID-19 di Indonesia

Pada awalnya Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara yang belum terkena infeksi COVID-19. Sampai dengan tanggal 1 Maret 2020 kasus infeksi virus COVID-19 di Indonesia belum terdeteksi. WHO dan beberapa negara lainnya sempat meragukan hal ini, mereka mengatakan bahwa infeksi virus COVID-19 sudah masuk ke dalam wilayah Indonesia, hanya saja pemerintah tidak mempunyai peralatan yang cukup untuk mendeteksi penyebaran dan infeksi virus ini. Menanggapi keraguan dari pihak luar, Terawan Agus Putranto selaku Menteri Kesehatan bahkan sempat menantang para ahli dari Harvard untuk meninjau langsung alat serta laboratorium pendeteksi virus COVID-19 yang ada di Indonesia. Terawan mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku dan hasilnya adalah Indonesia bebas dari wabah virus ini. Sampai dengan tanggal 1 Maret 2020 Indonesia masih bebas dari infeksi COVID-19 dan masyarakat masih melakukan aktivitasnya dengan normal.

Namun semuanya berubah setelah pada tanggal 2 Maret terdeteksi ada 2 orang Indonesia yang positif terjankit virus COVID-19. Dua orang ini merupakan seorang ibu (64 tahun) dan anak (31 tahun) yang berasal dari Depok, Jawa Barat. Kedua orang ini tertular setelah salah satu diantara mereka melakukan kontak dengan seorang WNA asal Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret jumlah korban yang terinfeksi bertambah menjadi 4 orang, meningkat menjadi 6 orang di tanggal 9 Maret, meningkat lagi menjadi 19 orang pada tanggal 10 Maret, dan terus mengalami peningkatan hingga jumlah korban terinfeksi virus menyentuh angka 4,557 orang pada tanggal 14 April. 4,557 orang terinfeksi dan 399 orang meninggal merupakan sesuatu yang buruk bagi pemerintah, lebih khususnya lagi masyarakat Indonesia. Menanggapi hal ini Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menghimbau agar masyarakat Indonesia mengurangi segala aktivitas diluar ruangan dan lebih memperhatikan kebersihan tubuh.

Menyikapi penyebaran dan infeksi virus COVID-19 yang sudah memasuki tahap menghawatirkan, beberapa Universitas mulai meliburkan siswanya serta mengganti sistem pendidikannya menjadi berbasis online. Berbeda dengan lembaga pemerintahan dan lembaga pendidikan seperti universitas, masyarakat awam memiliki respon yang beragam dalam menanggapi situasi ini. Sebagian masyarakat mulai panik, sebagai akibatnya beberapa alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer mulai sulit didapat, jika ada harganya pun sudah menjadi mahal. Sebagiannya lagi meremehkan, menganggap penyebaran dan infeksi virus COVID-19 sebagai sesuatu yang tidak berbahaya, sehingga sikap mereka cenderung santai dan tidak mendengarkan himbauan dari pemerintah. Tentunya sikap masyarakat yang sebagiannya panik dan sebagiannya lagi santai merupakan sesuatu yang buruk. Pencegahan penyebaran dan infeksi COVID-19 akan menjadi susah lantaran sebagian besar alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer menjadi langkah serta mahal. Masyarakat yang bersikap santai, lalu bebas berkeliaran tanpa memperhatikan himbauan terkait standar kesehatan juga semakin mempermudah penyebaran virus antara satu individu kepada individu lainnya. Sikap masyarakat yang seperti ini semakin mempersulit pemerintah dalam memerangi penyebaran virus COVID-19.

Sikap Orang Muda Katolik Babarsari

Pada tanggal 15 Maret 2020 diumumkan satu pasien positif terinfeksi virus COVID-19 di wilayah kota Yogyakarta. Pasien ini merupakan seorang anak laki-laki berumur 3 tahun, dirawat di RSUP Dr. Sardjito. Sedangkan kedua orang tua pasien masuk ke dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP), diisolasi bersama dengan anaknya di dalam sebuah ruangan. Setelah diselidiki ternyata pasien dan kedua orang tua pasien sebelumnya memiliki riwayat pernah berada di Depok, Jawa Barat.

Segera setelah berita tersebut beredar, pengurus paguyuban OMK Paroki Babarsari langsung mengadakan pertemuan. Pertemuan tersebut membahas beberapa hal, yaitu penundaan dan penonaktifan beberapa program kerja OMK, pengurangan dan pembatasan aktivitas orang muda Katolik di area gereja, serta langkah pencegahan penyebaran virus yang dilakukan oleh OMK. Hasil dari pertemuan tersebut tertuang dalam beberapa point kesepakatan yaitu, penundaan dan penonaktifan beberapa program kerja OMK, himbauan kepada seluruh orang muda Katolik untuk membatasi aktivitas di area gereja, melakukan doa bersama untuk memohon keselamatan, serta kesepakatan untuk melengkapi ruang OMK dengan hand sanitizer. Keputusan yang diambil tersebut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan serta keselamatan seluruh Orang Muda Katolik Babarsari.

Orang Muda Katolik Babarsari menyikapi situasi epidemi virus COVID-19 dengan tenang. Sebagai bagian dari Orang Muda Katolik Babarsari saya terus memperhatikan dinamika dari teman-teman OMK. Sejak pertama kali terdengar kabar virus COVID-19 memasuki area jogja, respon yang ditunjukan oleh teman-teman OMK begitu tenang, mereka tetap beraktivitas namun intensitas aktivitas dikurangi serta melengkapi diri mereka dengan masker dan hand sanitizer. Teman-teman OMK tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan, mereka terus memantau perkembangan informasi yang ada dan dengan sabar menunggu himbauan-himbauan, baik itu dari pihak pemerintahan, universitas, maupun dari pihak gereja. Media sosial benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh para muda-mudi dalam menyebarkan informasi yang bermanfaat terkait himbauan, prosedur pengamanan diri, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan perkembangan penanganan virus COVID-19. Selain sebagai sarana untuk berbagi informasi, media sosial juga digunakan untuk saling menguatkan. Doa-doa, canda-tawa dan kata semangat sering terlihat di dalam ruang chat mereka. Tidak jarang juga terjadi diskusi diantara mereka, mulai dari topik sederhana sampai dengan topik yang agak berat diperbincangkan bersama. Terdapat dua hal menarik yang saya tangkap dari diskusi yang terjadi baru-baru ini. Hal menarik yang pertama adalah para muda-mudi ini sepakat epidemi virus COVID-19 telah menyadarkan mereka bahwa sesungguhnya Tuhan bukan hanya berada pada saat misa mingguan di gereja saja, tapi Tuhan itu berada di dalam diri setiap orang yang beriman. Tuhan dapat ditemukan dalam keheningan dan kesendirian. Hal menarik yang kedua adalah para muda-mudi ini sadar bahwa epidemi virus COVID-19 merupakan sebuah cobaan bagi keimanan mereka kepada Yesus Kristus. Walaupun gerak menjadi terbatas dan ancaman penyebaran virus berada dimana-mana, para muda-mudi ini tetap kuat berpegang pada doa.

Berdoa Bersama Memohon Kesembuhan dan Keselamatan

Penyebaran dan infeksi virus COVID-19 telah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Terdapat 197.496 kasus infeksi yang terjadi diseluruh dunia, dengan total korban jiwa mencapai 7.905 orang. Menanggapi hal ini maka tim divisi liturgi OMK Don Bosco Babarsari mengajak semua umat untuk bersama-sama mendoakan kesembuhan dan keselamatan semua pasien virus COVID-19. Rumusan doa tersebut telah disusun lengkap dengan jadwalnya. Doa-doanya adalah sebagai beriku:

Doa setiap jam 15.00

  1. Doa Kerahiman

Ya Yesus, engkau telah wafat, namun sumber kehidupan telah memancar bagi jiwa jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia. O sumber kehidupan, kerahiman ilahi yang tak terselami, naungilah segenap dunia dan curahkanlah dirimu pada kami.

  1. Doa memohon pertolongan dan perlindungan dari Bunda Maria

O Maria, engkau terus bersinar sepanjang perjalanan kami sebagai tanda keselamatan dan harapan. Kami mempercayakan diri kami kepadamu sebagai Kesehatan Orang Sakit, yang di Kayu Salib dekat dengan rasa sakit Yesus, menjaga imanmu tetap teguh.

Engkau keselamatan orang-orang Romawi, tahu apa yang kami butuhkan, dan kami percaya bahwa Anda akan memenuhi kebutuhan itu sehingga, seperti di Kana, di Galilea, sukacita dan perayaan dapat kembali setelah masa pencobaan ini.

Tolong kami, Bunda Cinta Ilahi, untuk menyesuaikan diri dengan kehendak Bapa dan untuk melakukan apa yang Yesus katakan kepada kami.

Dia yang menanggung penderitaan kita atas diri-Nya sendiri, dan memikul kesengsaraan kami untuk membawa kami, melalui Salib, menuju sukacita tentang Kebangkitan.

Kami mencari perlindungan di bawah perlindunganmu, O Bunda Suci Allah. Jangan meremehkan permohonan kami, kami yang diuji dan bebaskan kami dari setiap bahaya, hai Perawan yang mulia dan diberkati. Amin.

PENUTUP

Diakhir tulisan ini saya ingin menyampaikan kepada teman-teman semua untuk tidak panik menghadapi situasi ini, namun selalu waspada. Kurangi aktivitas di luar rumah, jaga selalu kebersihan tubuh, konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan jangan lupa berdoa memohon perlindungan dari Tuhan. Jadilah pahlawan untuk diri sendiri dan sesama dengan mematuhi himbauan yang berlaku, jika merasa sakit segera beristirahat. Lihat perkembangannya, jika sampai beberapa hari sakit berlanjut dengan gejala demam 38 derajat celcius, batuk/pilek, disertai dengan kesulitan bernapas maka segeralah berobat ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Urungkan dulu niat untuk pulang ke kampong halaman, jagalah mereka dari kemungkinan terpapar virus yang kita bawa selama perjalan pulang. Salam sejahtera untuk kita semua, Berkah Dalem

 

 

Artikel by : Rio OMK

Editor : Gisella

Pesan Natal Pagi 2019

Ada yang sedikit menarik dan berbeda pada misa natal pagi yang diselenggarakan di Gereja Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta, Rabu (25/12/2019). Misa yang dimulai pukul 07.30 ini, diwarnai dengan keceriaan koor anak-anak dari komunitas PIA & PIRA. Lagu pembuka yang mereka bawakan  berjudul Hai mari berhimpun dengan penuh keceriaan dan sukacita. Tidak hanya koor, lektor dan pemazmur pun juga dibawakan oleh anak-anak. Bacaan pertama yang dibacakan oleh Markho Darmawan, pemazmur Marcellinus Janenino, dan bacaan kedua dibacakan oleh Theresia Afrianti.

Pada perayaan natal kali ini, umat katolik diajak untuk hidup sebagai sahabat bagi semua orang yang sekaligus menjadi tema natal kita pada tahun ini. Ada sedikit pernyataan yang disampaikan oleh Romo Yohanes Iswahyudi Pr. dalam kotbahnya. “Apabila kamu tidak seperti anak-anak, Kamu tidak bisa masuk Surga”. Pernyataan itu pun dengan mengaitkan tema natal kita pada tahun ini, yakni apabila kita memiliki persoalan dengan orang lain, janganlah berlarut-larut, jadilah sahabat bagi orang lain seperti anak kecil yang polos dan tidak memiliki dendam.

Setelah itu romo  bertanya kepada anak-anak, “Apa yang tidak boleh dilakukan pada sahabatmu?” Dengan iming-iming hadiah kemudian anak-anak menjawab dari panti koor. “Berantem!” “Tidak boleh mukul!” “Tidak boleh menendang!”. Dengan berbagai jawaban polos dari anak-anak, membuat suasana misa lebih santai dan penuh gelak tawa dari umat.

Di akhir kotbahnya, romo kemudian memberikan beberapa kesimpulan tentang bagaimana Tuhan Yesus bersahabat dengan manusia. Yang pertama sebagai sahabat, kita harus saling mendukung sebagaimana Tuhan Yesus yang selalu mendukung kita di dalam situasi yang tidak mudah. Kemudian yang kedua di dalam persahabatan, kita harus saling memberi dan menerima karena, kita akan terhindar perpecahan sebagai penyebab runtuhnya persahabatan. Lalu yang ketiga, didalam persahabatan harus ada kebebabasan. Bersahabat kalau selalu ada paksaan atau selalu memaksakan kehendak kepada sahabat maka persahabatan tersebut dapat retak.

Lalu dalam poin ke empat romo menyampaikan bahwa dalam persahabatan, terdapat keunikan sehingga keunikan tersebut harus dihargai. Bahkan lewat keunikan itu, kita menjadi kaya sehingga bisa saling melengkapi dalam sebuah persahabatan. Lalu poin terakhir yang disampaikan oleh romo adalah, dalam sebuah persahabatan harus terdapat keterbukaan, disertai dengan sikap bisa dipercaya, agar dapat menciptakan persahabatan yang sehat.

Setelah romo selesai memberikan khotbahnya, umat kemudian melanjutkan perayaan ekaristi. Kemudian, misa ditutup dengan lagu Feliz Navidad dengan sangat meriah dan ceria oleh komunitas PIA dan PIRA. Selain itu, komunitas PIA dan PIRA juga membagikan bingkisan kecil kepada anak-anak yang mengikuti ekaristi di pintu keluar utama gereja.

 

Liputan : Yobel

Editor : Klara Ega

Pesan Malam Natal 2019

Selasa (24/12/2019)  Gereja Katolik Santa Maria Asumpta Babarsari melaksanakan perayaaan malam natal yang digelar dalam dua kali misa, yaitu pada pukul 17.30 WIB dan 21.00 WIB. Misa malam natal pertama sangat ramai, terdapat sekitar  3000-an umat yang memadati bagian dalam gereja, kanopi hingga halaman gereja.  Misa malam natal yang dimulai pukul 17.30 WIB dipimpin oleh Romo Yohanes Iswahyudi Pr, diikuti oleh para petugas litugi dan diisi dengan drama singkat dari komunitas PIA PIRA.

 

Pelaksanan  ibadah malam natal tahun ini mengusung tema Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang. Dalam kotbahnya Romo Iswahyudi mengatakan Sahabat sejati dikenal dalam situasi yang tidak pasti. Ketika ada kesulitan, dia tetap bertahan dan tidak meninggalkan. Itulah yesus yang datang saat manusia jatuh dalam dosa melainkan tidak ditinggalkan dan dibebaskan olehnya.

 

Selain itu, hal yang menarik dari kotbah Romo Iswahyudi adalah saat romo menceritakan percakapan singkatnya  dengan seorang katekumen bernama Egi yang masih kelas dua SD. Romo bertanya “Apa arti sahabat menurut Egi ?” Egi dengan polosnya menjawab “Samudra akan hancur kalau aku dan kamu berpisah”. Umat pun tertawa kecil mendengar jawaban egi.  Romo kemudian  mengaitkan jawaban Egi dengan sebuah relasi, “Buruknya relasi membuat kehancuran bahkan bisa membuat kehancuran semesta. Dunia ini pun bisa hancur karena buruknya relasi manusia dgn Allah” kata Romo Iswahyudi.

 

Romo melanjutkan, bahwa seluruh umat harus bersyukur atas kehadiran Yesus sebagai sahabat. Dengan munculnya Yesus sebagai penyelamat maka dunia tidak hancur.  Apa yang dulu dipisahkan oleh dosa akan disambung kembali oleh yesus yang adalah sahabat kita. Yesus memulihkan hubungan kita dengan Allah maka  kita pun diajak untuk memulihkan hubungan kita dengan sahabat dan alam semesta. Misa malam natal berjalan dengan aman dan punuh khidmat..

 

 

Liputan : Chika

Editor : Klara Ega

Sehat Bersama Umat Gereja Santa Maria Assumpta Paroki Babarsari

Selamat Malam BBC Raguel,

 

Masih dalam rangkaian Perayaan HUT Paroki Babarsari yang ke-10, pada tanggal 14 September 2019 kemarin, Gereja melaksanakan kegiatan Jalan Sehat dan juga Lomba Senam Gemufamire yang diikuti seluruh lingkungan di Paroki Babarsari. Acara di mulai sejak pukul 6.00 WIB, dan Umat dengan semangat memulai berjalan bersama dari gereja menuju SMA N 1 Babarsari, lalu menyebrang jalan ke arah selatan dan menuju Rumah Makan Mbah Dalang, selanjutnya rute berbelok ke arah Barat dan berbelok ke arah Jalan Selokan Mataram, lalu di depan Student Park Hotel ada beberapa OMK yang sudah menunggu untuk membagikan nomor undian Doorprize, dan umat kembali ke Gereja.

Selama perjalanan Romo Iswahyudi yang juga mengikuti kegiatan ini membagikan kuis yang harus diisi dan dikumpulkan kembali saat di Gereja, nantinya kuis ini akan dinilai dan bagi pemenangnya juga telah disiapkan hadiah. Ketika umat sampai di Gereja, telah disiapkan berbagai macam makanan untuk sarapan bersama dan juga bersiap-siap untuk kegiatan selanjutnya yaitu Lomba Senam Gemufamire.

Ada 8 lingkungan yang berpartisipasi dalam Lomba Senam Gemufamire ini. Nantinya dari 8 Lingkungan ini dibagi menjadi 3 kelompok dengan diundi. Untuk Kelompok pertama yang maju dalam lomba ini terdiri dari Lingkungan Santa Maria Immaculatta, Lingkungan Menara Gading, dan Lingkungan Sang Timur Janti. Dilanjutkan oleh penampilan dari Lingkungan Santo Stefanus, Lingkungan Santo Rafael, dan Lingkungan Santo Bartolomeus. Penampilan terakhir berasal dari Lingkungan santo Mikael dan Lingkungan Santo Yusuf Tambak Bayan. Dari 3 kelompok ini akan dipilih 3 Lingkungan lagi yang akan berkompetisi di babak Final. Lomba kali ini dinilai dari segi kekompakan, kostum, dan koreografi. Ada perdebatan seru diantara Juri, dimana ada 2 Lingkungan yang memiliki nilai sama sehingga mereka harus berkompetisi ulang sebelum memasuki babak final. Lingkungan tersebut dari Lingkungan Santa Maria Immaculata dan Lingkungan Santo Bartolomeus. Dari 2 Lingkungan ini yang berhasil masuk ke babak Final adalah Lingkungan Santo Bartolomeus.

Dengan begitu 3 Lingkungan yang berhak masuk ke babak final adalah Lingkungan Santo Yususf Tambak Bayan, Lingkungan Santo Mikael, dan Lingkungan Santo Bartolomeus. Babak finalpun dimulai, masing-masing lingkungan telah menunjukkan penampilan terbaik mereka. Sembari menunggu keputusan juri mengenai pemenang Lomba Senam Gemufamire, Doorprize pun diundi. Doorprize kali ini begitu meriah, karena begitu banyak orang yang dengan senang hati memberikan sumbangan untuk diperebutkan sebagai hadiah hiburan. Hadiah utama dari doorprize kali ini adalah sebuah sepeda.

Tibalah saatnya pengumuman Lomba Senam Gemufamire ini. Dari Juara ke-3 dimenangkan oleh Lingkungan Santo Bartolomeus. Juara ke-2 dimenangkan oleh Lingkungan Santo Mikael. Dan selamat kepada Lingkungan Santo Yusuf Tambak Bayan yang memenangkan Juara Pertama dari Lomba ini.

Keesokan harinya Paroki Babarsari mengadakan Lomba melukis kaos bagi PIA dan PIRA. Lomba ini diikuti oleh 27 anak PIA dan PIRA. Anak-anak ini begitu bersemangat dan antusias. Mereka melukis berbagai macam gambar, ada yang membuat Gereja dan Yesus, ada yang melukis hewan, ada yang melukis abstrak, dan ada juga yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk Paroki Babarsari. Lomba ini dimulai dari pukul 09.00 sampa dengan pukil 11.00. Setelah selesai, kaos akan dikumpulkan dan dinilai oleh juri yaitu Romo Iswahyudi dan akan di umumkan pada tanggal 22 September pada saat misa.

Demikianlah rangkaian acara HUT Paroki Babarsari ke-10 di minggu ketiga bulan September ini. Masing-masing acara melibatkan beragam usia baik dari anak-anak sampai para lansia. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat semakin mengakrabkan para Umat di Paroki Babarsari yang dikenal akan keberagamannya.

Peringatan HUT Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-74

74 tahun yang lalu, tepatya pada tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memproklamirkan kemerdekaan negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan setiap tahunnya menjelang tanggal tersebut seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke turut berpartispasi dalam merayakan Hari kemerdekaan  negara kita ini. Ditahun 2019 ini Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari merayakan 17 Agustus ini dengan spesial yaitu dengan mengadakan upacara di halaman Gereja Maria Assumpta Babarsari.

Tidak hanya itu, para umat yang menjadi peserta upacara pun turut memeriahkannya dengan menggunakan baju adat. Ada yang menggunakan Kebaya, ada juga yang menggunakan Kain Ulos, ada pula yang menggunakan baju adat yang berasal dari Kalimantan. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam Paroki kita sendiri memiliki umat yang sangat beragam. Tidak heran bahwa paroki kita sering juga disebut sebagai Paroki Indonesia Mini, karena umat yang dimiliki dan terlibat di dalam Paroki kita memang berasal dari Sabang sampai Merauke.

Petugas Upacara pada hari ini pun diambil dari tim Pamja yang bertugas memimpin pasukan, dan Pak Budi sebagai Komandan upacara, juga OMK Don Bosco Babarsari yaitu Peter D Lim, Aldidarichie, dan Birgitha Cindy N.A sebagai Pasukan pengibar Bendera. Pembacaan teks proklamasi oleh Patrisia Jesika. Pembacaan Undang-undang Dasar 1945 dibacakan oleh Rohani Siburian. Dan pembawa Teks Pancasila oleh Jerry Make. Dengan Romo Yohanes Iswahyudi, Pr yang bertindak sebagai Inspektur Upacara yang dengan lantangnya turut membacakan Pancasila. Dalam amanat Upacaranya, Romo Iswahyudi mengatakan bahwa Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka memperingati hari kemerdekaan itu adalah hak semua orang untuk kemerdekaannya. Sehingga ketika kita hadir dalam upacara bukan lagi merupakan suatu kewajiban, namun kita mengambil hak kita sebagai manusia yang merdeka. Romo juga berharap bahwa Upacara memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ini akan menjadi program tetap Paroki sehingga di tahun-tahun selanjutnya upacara seperti ini akan dilaksanakan dan semakin banyak umat yang mengambil haknya sebagai rakyat Indonesia yang merdeka.

Tema Kemerdekaan kita di tahun ini adalah SDM Unggul Negara Maju, setelah selama 5 tahun Presiden Joko Widodo menggenjot dari sisi infrastruktur, maka di 5 tahun yang akan datang Presiden Joko Widodo akan menggenjot SDM kita. Dan Gereja juga memiliki peranan penting dalam membangun SDM-SDM yang unggul sehingga nantinya dengan hadirnya para SDM yang unggul ini indonesia diharapkan menjadi Negara yang kuat, makmur, dan maju. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh Gereja maupun seluruh umat untuk menjadi bangsa yang unggul ini. Berikut beberapa hal sederhana yang bisa membangun pribadi kita menjadi SDM yang unggul:

  1. Rajin Membaca

Budaya membaca adalah hal yang penting agar kita semua memiliki wawasan yang luas. Buku tidak hanya dibeli namun juga harus dibaca. Kita sebagai umat Katholik juga sepatutnya turut serta dalam menggerakkan Budaya Membaca ini terutama di Kota ini kita cukup dekat dengan tempat-tempat yang dengan mudahnya menyediakan buku. Berbeda dengan umat-umat lain di daerah terpencil yang memiliki kesulitan untuk mengakses buku.

  1. Mengikuti pertemuan-pertemuan yang bersifat menambah pengetahuan (mengikuti komunitas)

Setia tanggal 15 setiap bulannya, Paroki kita mengadakan pertemuan Biji Sesawi dimana didalamnya kita bisa memperkaya pengetahuan kita terutama dalam hal gerejawi. Kita juga memiliki Sekolah Minggu bagi anak-anak yang belum berkomuni sebagai wadah mereka untuk menambah pengetahuan. Selain itu ada komunitas seperti PIRA dan OMK yang sering mengadakan pertemuan-pertemuan rutin untuk menamah wawasan mereka.

  1. Menjadi pribadi yang terbuka dan religius.

Kita harus menjadi pribadi-pribadi yang terbuka dan mudah di tembus oleh banyak orang sehingga kita bisa bertukar wawasan dengan mereka. Dan juga tidak hanya menjadi manusia yang bewawasan luas, namun juga menjadi manusia yang religius. Tidak ada gunanya memiliki banyak pengetahuan jika tidak diikuti dengan rohani yang kuat. Dan Gereja kita memberikan banyak kesempatan untuk mengolah kehidupan rohani kita.

Itulah amanat-amanat yang disampaikan Oleh Romo Yohanes Iswahyudi, Pr yang pada pagi hari ini bertugas sebagai Inspektur Upacara.

Merdeka adalah sebuah kata yang sering kita dengar dan kita sebutkan, bahkan mungkin kita lafalkan, sering kita dengungkan dalam keseharian.

Namun kata itu hanya sekedar kata tanpa makna. Pernahkah kita tahu apa itu Merdeka dalam arti yang sesungguhnya? Merdeka mungkin saja kita artikan berbeda-beda dalam kehidupan kita. Semakin penting suatu peristiwa, maka akan semakin tinggi pula nilai simbolik yang terkandung di dalamnya.

Merdeka adalah sebuah cita-cita yang luhur. Merdeka adalah sebuah tujuan hidup. Bahkan pendahulu kita mempunyai semboyan yang sangat popular di kalangan masyarakat kita yaitu : Merdeka atau Mati. Kata Merdeka disepadankan dan dipertaruhkan dengan nyawa.

Jaman sekarang, pada masa kita kini, pada era globalisasi, apakah kata merdeka masih mempunyai nilai yang sama dengan jaman perjuangan dahulu yaitu disepadankan dengan nyawa kita sebagai taruhannya? Apakah kita masih memperjuangkan kata merdeka dalam kehidupan kita sehari-hari?

Maka dari itu hendaklah kita semua maknai kemerdekaan ini dengan kemerdekaan yang sejati. Sebagai Umat Katholik kita juga merupakan bagian dari bangsa ini, dan sudah selayaknya kita ikut berpartisipasi dalam mewujidkan cita-cita bangsa kita ini.

Ingat kita adalah 100% Katholik 100% Indonesia. Sudah sepatutnya kita ikut ambil bagian dalam memupuk rasa Nasionalisme diantara masyarakat. Penekanan dari semangat Mgr. Soegijapranata adalah pemahaman yang benar dan utuh akan Tuhan dalam keyakinanmu harus direalisasikan dalam kehidupan bernegara. Dengan demikian, melalui peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-74 tahun dapat kiranya dijadikan sebagai momentum untuk melakukan refleksi nasional, yaitu dengan memaknai kembali nilai-nilai yang terkandung dalam spirit kemerdekaan untuk mewujudkan suatu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.