by editor | May 4, 2019 | Renungan
O kawula punika palwa upaminya. Alit tur tan prakosa ngambah ing samudra.
Dipun tempuh prahara lan aluning samudra. Dhuh Dewi Mariyah, pangayoman amba.
(Aku ini seperti perahu, kecil dan tak berdaya mengarungi samudera. Dihantam prahara dan ombak kehidupan. Duh Ibu Maria, engkaulah pelindungku)
Lagu pujian kepada Bunda Maria sebagai teman perjalanan kita mengarungi samudera kehidupan yang berat ini, pantas direnungkan dalam perikope bacaan Injil hari ini. Kendati lagu itu ditujukan kepada Maria, tetapi tidak salah juga kalau harapan kita seperti para murid yang memohon pertolongan Tuhan.
Sesudah memberi makan limaribu orang, Yesus pergi ke gunung untuk berdoa. Para murid naik perahu menyeberang ke Kapernaum. Malam itu laut bergelora karena diterjang angin kencang. Yesus tidak bersama maereka.
Ketika mereka mendayung dengan sangat kelelahan, Yesus mendekati mereka, berjalan di atas air. Mereka sangat ketakutan. Kata-kataNya meneguhkan, “Aku ini, jangan takut!” Mereka mempersilahkan Yesus naik ke perahu dan akhirnya mereka selamat sampai ke tujuan.
Kita ini seperti para murid yang sedang mengarungi samudera kehidupan. Gelombang kehidupan sering menerpa kita. Bisnis gagal, keluarga kacau berantakan, masa depan gelap, terjerat masalah tak kunjung selesai, suasana kerja buruk, anak-anak tak bisa diatur, cari kerja selalu buntu dan banyak masalah lain. Dalam situasi seperti itu, kita butuh orang yang berkata, “Aku ini, jangan takut”.
Kita perlu mempersilahkan Yesus masuk ke dalam bahtera kita. Kita membiarkan Yesus menjadi nakhoda perahu kita. Bisa jadi selama ini kita terlalu mengandalkan kekuatan kita sendiri. Ada gelombang besar yang tak mungkin kita atasi sendiri. Kita membutuhkan pertolongan tangan Tuhan.
Kehadiran Yesus dalam keluarga kita bisa menyelamatkan keretakan bahtera. Tangan Tuhan mampu membangkitkan semangat untuk terus maju. Maka berilah ruang dalam hatimu supaya Tuhan bisa masuk di dalamnya. Berilah tempat dalam waktumu supaya Tuhan bisa hadir membantu persoalan-persoalanmu.
Pergi ke pasar membeli tahu
Tahu dimasak campur lasanya
Seberapa pun beratnya beban hidupmu
Biarkan Tuhan ikut hadir menolongnya
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto
by editor | May 3, 2019 | Renungan
PRESIDEN Jokowi sering mengadakan kunjungan “blusukan” ke daerah-daerah. Ia ingin berjumpa secara langsung dan mengetahui kondisi riil yang sedang terjadi dan dirasakan oleh rakyat. Namun tidak jarang pula, Ia mengundang tokoh-tokoh masyarakat datang ke istana, baik di Istana Bogor maupun di Istana Merdeka.
Diundang ke istana presiden adalah peristiwa yang sangat luar biasa. Tidak semua orang bisa mengalaminya.
Kita bayangkan seorang Somil dari Beginci, sebuah daerah pedalaman Kalimantan yang tak ada listrik, apalagi sinyal atau wifi yang merupakan barang asing nan aneh yang tidak pernah didengar. Somil diundang ke istana negara!
Dia bangga sekaligus bingung, pusing tujuh keliling bagaimana menuju istana negara. Ke ibukota propinsi saja jarang apalagi ke istana negara. Dia pusing tidak tahu jalannya.
Bapak Jokowi paham Somil tidak akan sampai di istananya. Ia mengutus ajudan-ajudannya menjemput Somil. Dengan dikawal ajudan, Somil akan sampai ke istana. Namun segala prosedur tetek bengek protap protokoler pasti harus dijalani.
Bisa lain kalau yang menjemput adalah Putera Presiden sendiri. Anak Presiden punya jalur khusus dan langsung tanpa protokoler yang ketat. Dengan anaknya sendiri dijamin bisa langsung masuk istana dan selamat.
Hari ini, Yesus berkata kepada murid-murdNya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Yesus adalah Putera Bapa yang akan membawa kita masuk ke dalam kerajaanNya.
Para nabi itu seperti ajudan-ajudannya. Mereka juga mengantarkan kita, namun jaminan keselamatan pastilah kalau kita mengikuti PuteraNya sendiri.
Kita ini seperti Filipus yang ingin mengenal Bapa. Maka dia berkata kepada Yesus, “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami?” Yesus menegaskan bahwa Dia adalah Putera Bapa. Barangsiapa melihat Yesus, dia melihat Bapa.
Yang mengenal Yesus, dia mengenal BapaNya. Yesuslah jalan menuju Bapa. Yesus sungguh andalanku. Karena Yesus berkata, “Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu, dalam namaKu, Aku akan melakukannya”. Yesus adalah jalan karena Ia mengantar kita kepada Bapa.
SabdaNya adalah kebenaran karena apa yang diwartakanNya dibela dengan kematianNya. Yesus adalah kehidupan karena yang percaya kepadaNya pasti memperoleh hidup kekal.
Pergi tamasya membawa bekal
Sudah lapar dimakan bersama
Kita akan memperoleh hidup yang kekal
Kalau kita percaya kepadaNya
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr
by editor | May 2, 2019 | Renungan
ZAMAN dahulu kala seorang guru “ngelmu” akan beradu kesaktian dengan guru lain untuk menunjukkan siapa yang paling kuat ilmunya. Semakin hebat ilmu kasektennya, semakin banyak pengikutnya.
Guru yang kalah akan tunduk mengabdi kepada yang menang. Begitu juga murid-muridnya. Mereka akan menjadi cantrik atau murid di padepokan itu.
Dalam konteks inilah, murid-murid Yohanes Pembaptis, menurut Injil hari ini, memperbincangkan Yesus. Murid-murid Yohanes melihat Yesus membaptis di tanah Yudea.
Yesus mulai mempunyai banyak pengikut. Bisa jadi orang-orang yang dulunya ikut Yohanes Pembaptis mulai satu per satu mengikuti Yesus. Para murid Yohanes melaporkan kejadian ini kepada gurunya.
Yohanes Pembaptis berterus terang kepada mereka, “Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya”. Yohanes sadar bahwa waktunya untuk undur diri karena Yesus, Sang Mesias sudah tampil. Maka ia berkata, “Ia harus makin besar tetapi aku harus makin kecil”
Yohanes Pembaptis memberi kesaksian, “Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi, siapa yang datang dari surga ada di atas semuanya”.
Yesus adalah utusan Allah yang datang dari surga. Barangsiapa percaya kepadaNya akan memperoleh hidup yang kekal.
Yohanes Pembaptis adalah sosok pribadi yang jujur dan rendah hati. Orang jujur mewartakan kebenaran. Yang benar dikatakan benar. Yang salah dikatakan salah.
Dia berani mengkritik Herodes yang bertindak salah. Tetapi ia juga berani berkata yang benar tentang Yesus kepada murid-muridnya. Kerendahan hatinya nampak dengan sikapnya yang mempersialahkan Yesus makin besar dan dia makin kecil.
Yohanes yakin benar bahwa Yesus datang dari Allah. Yohanes berani membuat kesimpulan, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia akan beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”
Yohanes telah bersaksi tentang Yesus Anak Allah, dan kesaksiannya itu benar. Marilah kita meyakini dan percaya kepada Yesus Putra Allah agar kita memperoleh hidup kekal.
Ke Panti Rapih mengunjungi orang sakit
Ternyata harus memberi minyak suci
Tuhan Yesus yang telah bangkit
Menjadi jaminan untuk hidup abadi
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr
by editor | May 1, 2019 | Renungan
MUSIM panen di pedalaman Kalimantan diramaikan dengan hadirnya jutaan keriang. Binatang seperti belalang yang mempunyai suara yang memekakkan telinga. Istimewanya mereka datang menyerbu perkampungan kalau musim panen padi.
Suaranya yang keras membuat bising dimana-mana. Mereka datang pada petang hari saat lampu-lampu sudah menyala. Mereka akan menyerbu cahaya. Mereka akan menempel di dinding, kayu, dahan, besi atau benda apa pun yang dekat dengan lampu. Dimana ada cahaya terang, keriang akan mendekatinya.
Anak-anak, juga orangtua tidak ketinggalan, akan berkejaran menangkap mereka. Keriang ini enak dimakan. Ibu-ibu suka menggorengnya dengan sedikit bumbu penyedap rasa. Keriang yang digoreng enak sekali.
Rasanya krispi gurih dan renyah. Mereka datang hanya sekali yakni pada musim panen padi. Selain mendapat padi baru, masyarakat juga mendapat lauk enak dari keriang.
Yesus menerangkan kepada Nikodemus bahwa Ia adalah terang yang datang ke dunia. “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Yesus datang bukan untuk menghukum tetapi untuk menyelamatkan dunia. kedatanganNya seperti terang yang bercahaya. Terang itu telah datang.
Sebagaimana keriang itu terbang mencari terang, seharusnya kita pun mencari dan mendekati Kristus Sang Terang. Namun kedosaan kitalah yang membuat kita ini takut pada Terang.
Seperti para penjahat yang tertangkap basah, mereka menutupi mukanya. Mereka takut kepada cahaya lampu atau blitz kamera wartawan. Kalau koruptor tidak takut malah senyum-senyum digelandang keluar gedung KPK.
Orang yang berbuat jahat membenci terang. Tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.
Pengikut Kristus tidak boleh takut pada terang. Kata-katanya harus terus terang. Sikap dan perbuatannya harus terang-terangan. Orang benar tidak akan suka bersembunyi di ruang gelap. Marilah kita menjadi terang yang bersinar di sekitar kita.
Pergi bersama ke Pantai Pangandaran
Jangan lupa singgah di Nusakambangan
Kalau kita hidup dalam kebenaran
Oleh Kristus Tuhan kita diselamatkan
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr