ADA yang mengatakan bahwa sekarang ini nilai kepedulian kepada sesama yang menderita mulai luntur.
Kalau ada suatu kecelakaan, orang tidak cepat-cepat menolong, tetapi malah sibuk mengambil gambar, entah itu memfoto atau merekam dengan HPnya, lalu cepat-cepat memviralkan ke media sosial.
Sesudah itu dia hanya melihat orang lain menolong dan merasa sudah selesai dengan mengambil gambar. Kepekaan seseorang itu berbeda-beda. Ada yang langsung turun tangan menolong. Ada yang hanya menjadi penonton.
Ada yang sibuk mencari bantuan. Ada yang lewat begitu saja tanpa menghiraukan orang yang sakit. Sebuah peristiwa bisa dipersepsi dan disikapi berbeda-beda oleh setiap orang.
Dalam bacaan Injjil hari ini, Maria Magdalena mengabarkan bahwa makamYesus kosong. Ia mempersepsikan bahwa jenazah Yesus dicuri orang.
Para murid yang mendengar berita itu, Simon dan murid yang dikasihi Yesus, berangkat ke makam. Mereka berangkat bersama.
Tetapi karena murid yang lain lebih cepat, ia sampai di makam lebih dahulu. Namun ia menghargai orang yang “dituakan” yakni Simon. Maka dia hanya menjenguk, dan tidak masuk ke makam.
Lalu datanglah Simon dan masuk ke dalam kubur. Ia melihat, meneliti, mengamati. Murid yang dikasihi itu ikut masuk. Ia melihat danpercaya.
Beda-beda cara pandang murid-murid itu. Maria Magdalena melihat makam kosong lalu menyimpulkan jenasahNya diambil orang. Dia terburu-buru membuat kesimpulan.
Akibatnya bisa salah fatal. Simon dan Murid yang dikasihi Yesus juga beda cara pandang dan sikapnya. Simon hanya melihat hal-hal apa yang ada di situ. Murid yang dikasihi Yesus itu melihat dan percaya. Apa yang dipercaya?
Murid itu percaya tentang apa yang sudah dikatakan Yesus sebelumnya, bahwa Dia akan menderita sengsara, diserahkan oleh pemuka Yahudi dan disalibkan dan pada hari ketiga akan bangkit.
Murid yang dikasihi Yesus ini adalah Yohanes sendiri. Maka apa yang dipercayai dia tuliskan dan diwartakan kepada kita semua. Bahwa Yesuslah Mesias, Juruselamat yang dikurbankan untuk menebus manusia.
Kasih itu menimbulkan sikap percaya. Kasih Yesus membuat murid itu menjadi percaya. Apakah kita merasa dikasihi Tuhan? Apakah kita juga percaya kepadaNya?
Angin ribut menumbangkan dahan-dahan
Kita tutup pintu dan jendela
Syukur karena dikasihi Tuhan
Kita menjadi hidup karena percaya
Cawas, Desember nan ceria
Rm. A. Joko Purwanto Pr