Puncta 01.06.19 PW. St. Yustinus Martir Yohanes 16:23b-28 Dewi Laksmi

PADA JAMAN dahulu hiduplah seorang pemuda yang ingin kaya. Maka dia berdoa dan meminta kepada Dewi Laksmi, Dewi kekayaan.

Selama sepuluh tahun dia terus berdoa, tetapi tidak pernah dikabulkan. Akhirnya dia memperoleh pencerahan bahwa kekayaan itu menipu pikiran.

Ia memilih hidup sebagai pertapa di pegunungan Himalaya. Ia bermeditasi dengan takzimnya, dan pada suatu hari, dalam meditasinya, ia didatangi seorang wanita yang sangat cantik gilang gemilang rupawan.

“Siapakah engkau dan sedang apa kau di sini? Katanya. “Aku ini Dewi Laksmi yang kau puja dalam nyanyian selama bertahun-tahun. Aku ingin mengabulkan permintaanmu” kata wanita itu.

“Ah Sang Dewi, aku kini sudah medapat berkat dari meditasiku dan kehilangan keinginan untuk kekayaan. Engkau datang terlambat, kenapa engkau tidak datang dan memenuhi permintaanku dulu-dulu?”

“Untuk berkata kepadamu sebenarnya,” jawab sang dewi, “Jika ingat akan sifat upacara yang kaulakukan begitu setia, engkau sepenuhnya pantas menjadi kaya.Tetapi, karena cintaku kepadamu dan keinginanku akan kesejahteraanmu, maka kutahan dulu.”

Jika anda boleh pilih, maka yang anda utamakan pengabulan permohonan anda atau rahmat tetap berdamai entah doa dikabulkan atau tidak? (Doa Sang Katak 1)

Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”.

Sabda Yesus itu sungguh menguatkan kita. Dia berjanji akan mengabulkan permintaan kita. Selama ini mungkin doa-doa kita belum terkabulkan.

Kita harus kembali bertanya, apakah doa-doa kita itu memang sesuai dengan kehendakNya, ataukah hanya untuk egoisme kita sendiri.

Bisa jadi permintaan kita itu sesuatu yang tidak tepat dalam pandangan Allah. Si pertapa itu minta kekayaan, namun setelah sadar bahwa kekayaan itu hanya tipuan, ia tidak memintanya lagi.

Justru ketika dia menemukan kedamaian dalam doanya, ia tetap ingin hidup damai tanpa kekayaan.

Kita disuruh meminta kepada Bapa dalam nama Yesus. Dikabulkan atau tidak, itu kehendak Dia yang akan memberi. Dia lebih tahu kebutuhan kita sesungguhnya.

Bukan kehendak kita yang harus terpenuhi, tetapi kehendakNyalah yang pasti akan memberi kepenuhan dalam hidup kita. Kita tetap harus minta, seperti pertapa yang tentram dalam doanya, supaya Allah meneguhkan doa kita.

Mancing ikan hanya dapat tenggiri. Ikan yang lain semua pada lari.
Jangan berdoa hanya untuk kepentingan sendiri. Pasti Tuhan akan menepati janji.

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwwanto Pr

Puncta 31.05.19 Pesta SP. Maria Mengunjungi Elisabet Lukas 1:39-56 Apalah Gunanya Tembok Tinggi?

ADA pepatah bijak mengatakan, “Tinimbang mbangun tembok aluwung ngedum mangkok”.

Maksudnya adalah jangan membangun rumahmu dengan tembok tinggi tetapi bangunlah relasi dengan semangat berbagi.

Romo Mangunwijaya mengartikannya dengan filosofi pager piring. Rumah yang aman bukan karena pagarnya kokoh kuat tetapi karena penghuninya suka berbagi dengan tetangganya.

Intinya adalah bila ingin hidup aman, maka “srawunglah” dengan tetangga di sekitar. Srawung disertai dengan semangat saling berbagi. Berbagi mangkok atau piring artinya mau memberi makan atau berbagi kepada tetangga kita.

Di rumah, kalau ada panen jeruk, rambutan, mangga atau buah yang lain tidak dijual, tetapi dibagikan kepada tetangga-tetangga sekitar.

Ada syukuran dibuat kenduri mengundang tetangga sekitar untuk berdoa dan berbagi berkat. Ada rejeki lebih dibagi dan dinikmati bersama tetangga sebelah.

Rumah akan menjadi aman karena tetangga-tetangga sebelah akan memagari, menjaga dan melindungi.

Pagar tembok setinggi apapun kalau tidak pernah srawung dengan tetangga, akan bisa dijebol oleh maling.

Hari ini Gereja merayakan Santa Perawan Maria yang mengunjungi Elisabet saudarinya. Betapa bahagianya Elisabet.

Bahkan bayi yang ada di dalam kandungannya ikut bersukacita menerima kunjungan Ibu Tuhan. Sukacita yang dibagikan akan bertambah bukannya hilang.Orang lain akan mengalami sukacita dan akan terus ditularkannya.

Elisabet berseru, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku mengunjungi aku? Ketika salammu sampai di telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan”.

Maria membagikan kegembiraannya kepada Elisabet dengan berkunjung dan tinggal di rumahnya. Kita pun diajak untuk saling berkunjung, berbagi sukacita supaya kegembiraan itu menular kemana-mana.

Nasehat moralnya adalah jangan memagari rumahmu dengan tembok yang tinggi-tinggi, tetapi bangunlah relasi / srawung yang baik dengan tetanggamu, maka aman dan damailah hidupmu.

Bangun rumah dengan tembok tinggi
Masih ada tulisan, “Awas Ada Anjing”
Kalau dengan tetangga kita tidak mau berelasi
Rumah sekokoh apapun bisa dibobol maling

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

MENJADI SAKSI KENAIKAN YESUS

Selamat siang BBC Raguel, hari ini Kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Selama Masa Paskah, Kita sering kali mendengarkan Injil yang menceritakan penampakan Yesus Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus itu sendiri telah kita rayakan selama empat puluh Hari yang lalu. Dan pada Hari ini kita merayakan kenaikanNya ke surga.

 

Kenaikan Yesus sudah dikatakan sebelumnya dalam penampakan yang merupakan sarana penebusan Kita. Sumber kenaikan ini diambil dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul yang adalah juga tulisannya. Kedua kitab ini saling melengkapi informasi satu dengan yang lain untuk perayaan ini. Peristiwa Kenaikan Yesus Kristus adalah bagian dari rencana penyelamatan Tuhan kepada kita, karena setelah peristiwa itu, Roh Kudus yang menyertai Gereja diutusNya, yang akan dirayakan sepuluh hari kedepan. Dengan demikian, Kita di dunia selalu memiliki arahan hidup yang akan membimbing ke jalan yang benar. Kita yang saat ini merayakan Kenaikan Yesus, sebenarnya juga merayakan kita kelak, karena perayaan ini memberikan Kita harapan hidup bahwa ada kehidupan sesudah kehidupan di dunia ini. Yesus Kristus telah membuktikan itu dengan kenaikanNya. Cara hidup Kita yang baik dan beriman saat ini, kemudian akan dikaruniai dengan kenaikan kita ke surga Yang merupakan tujuan Kita hidup di dunia ini.

 

Pada saat kenaikanNya ke surga, Yesus Kristus mengatakan kepada Para Rasul bahwa mereka adalah saksi akan peristiwa iman ini,sehigga sampai saat ini kita mempoleeh makna perayaan ini. Kemudian  kata-kata yang sama telah disampaikan kepada Para Rasul, juga kita dengarkan dari Yesus Kristus yang menyatukan bahwa kita adalah juga saksi akan kenaikanNya. Apa yang bisa kita lakukan sebagai saksi kenaikanNya? Berkat bimbingan Roh Kudus yang telah kita terima dari Pembaptisan ( diterima juga oleh mereka yang akan dibaptis ), tugas yang telah diterima Para Rasul juga kita emban. Tugas ini tidak gampang dan merupakan satu tanggung jawab setiap orang Kristiani. Kita memang bukan saksi mata seperti yang dialami oleh Para Rasul. Akan tetapi kita menjadi saksi akan nilai dari kenaikanNya yang lebih mengarahkan harapan hidup kita dan orang lain saat ini. Paling tidak, ada dua hal perlu diperhatikan di dalam hidup ini, agar bisa menjadi saksi akan nilai dari kenaikanNya, bahkan menjadi dasar seorang Kristiani. Sebenarnya menjadi Kristiani itu sangat gampang dan mudah, karena cukup menghayati dan melakukan keduanya.

 

Peraturan pertama adalah kasih, baik itu kepada Tuhan maupun sesama. Yang kedua adalah cara hidup yang sesuai dengan iman. Melaksanakan kedua hal ini saja sudah cukup. Siapa yang memiliki cara hidup seperti ini, pasti telah menjadi pengikut Kristus yang baik dan sesuai dengan panggilannya di dunia ini. Bahkan jawaban paling sempurna dari pertanyaan sebelumnya yaitu hidup sesuai dengan iman dan menjadi saksi Kenaikan Yesus Kristus.

 

Puncta 30.05.19 Hari Raya Kenaikan Tuhan. Lukas 24:46-53 Dari Ibukota

Mengapa peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019 terjadi di Jakarta? Pertama, karena Bawaslu dan KPU berada di Jakarta. Kedua, Jakarta adalah ibukota, pusat segala aktivitas, pemerintahan, ekonomi, dan pusat pemberitaan segala informasi.

Tak mungkin si dalang kerusuhan merencanakan di kota kecil , pedesaan atau pelosok yang tak tersentuh sinyal pemberitaan.

Maksudnya jelas, agar peristiwa itu bisa terekspos oleh media massa yang masif dan tersebar ke seluruh pelosok Nusantara.

Peristiwa yang terjadi di ibukota pasti akan cepat menyebar kemana-mana. Apalagi didukung alat komunikasi canggih zaman digital seperti sekarang ini.

Untunglah Menkominfo membuat kebijakan yang baik. Beberapa hari setelah kerusuhan 21-22 Mei, beberapa aplikasi medsos seperti IG, FB, WA ditake down agar tidak bisa menyebarkan berita-berita hoax, hate speech dan video-video yang menyesatkan. Setelah dianggap aman terkendali, barulah semua dibuka normal kembali.

Hari ini Yesus terangkat ke surga. Sebelum itu Yesus menampakkan diri kepada para murid dan memberi pesan,

“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Dan lagi: Dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”.

Yesus adalah dalang peristiwa kenaikan, bukan dalang kerusuhan. Ia mengajak murid-muridNya menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Yesus tidak memprovokasi para murid menyebarkan berita hoax, tetapi berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Hal itu harus dimulai di Yerusalem, bukan di Kapernaum tempat Yesus dulu berkarya.

Yerusalem adalah pusat agama, pemerintahan, budaya dan ekonomi sehingga menjadi magnet bagi seluruh bangsa.

Para murid menanti janji Yesus yang akan mencurahkan Roh Kudus di Yerusalem. Dari Yerusalem inilah para murid menyebarkan berita kabar baik ke seluruh dunia.

Yesus memilih sebuah bukit di luar kota dekat Betania untuk memberkati mereka dan Ia berpisah dengan mereka dan terangkat ke surga.

Sambil menanti pencurahan Roh Kudus, kita diajak berdoa bersama dan menyiapkan diri menyebarkan berita kebaikan yaitu pertobatan dan pengampunan dosa.

Sebagai seorang Kristiani, kita diwanti-wanti untuk tidak menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, tetapi memberitakan kebaikan.

Marilah kita bertobat dari menyebar berita bohong di medsos. Mari kita jaga, bukan hanya mulut, tetapi juga jari jemari kita.

Makan nasi dengan sambal belut
Dulu pernah saya beli di Surabaya
Janganlah latah dan suka ikut-ikut
Viralkan berita bohong yang bikin sengsara

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 29.05.19 Yohanes 16:12-15 Roh Kebenaran akan Memimpin Kita

KETIKA Prabu Salya berniat maju perang sebagai senapati Kurawa, Kresna mengutus Nakula dan Sadewa menghadapnya.

Pesan Kresna kepada mereka berdua, “Datanglah kepada pamanmu itu di Mandaraka, dan sujudlah sampai ke tanah, mintalah kepada beliau untuk mati saat ini juga daripada mati di medan laga oleh tangan pamanmu sendiri”.

Mendengar ucapan mereka berdua, Salya menjadi iba. Hanya tinggal mereka berdualah darah keturunan Mandaraka yang masih hidup.

Maka Salya saat itu juga menyerahkan Kerajaan Mandaraka kepada mereka dengan pesan, “Jika kamu menjadi raja atau pemimpin, kamu harus menyembah kepada Yang Menciptakan alam semesta. Kamu harus sadar bahwa di atas langit masih ada yang lebih tinggi.

Kedua, hormatilah sesama manusia. Ketiga, “weruha ing bebener” atau berpihaklah pada kebenaran. Jangan menyalahkan orang yang benar. Jangan membenarkan kesalahanmu sendiri.

Kebenaran itu ada tiga: benar menurut diri sendiri, benar menurut arus orang banyak dan benar menurut Hyang Ilahi. Keempat, hendaklah kamu “marsudi kawruh lan ngelmu”. Sebagai pemimpin kamu harus selalu belajar dan memperbaharui diri.

Hari ini, Yesus menjanjikan akan memberikan Roh Kebenaran kepada para murid. Roh itu akan membimbing mereka sampai kepada kebenaran sejati.

Kata Yesus, “Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya daripadaKu. Roh Kebenaran itu akan mempimpin kalian ke dalam seluruh kebenaran”.

Kebenaran itu bukan hanya kebenaran menurut diri sendiri atau kebenaran menurut geloranya orang banyak. Kebenaran itu masih bisa keliru.

Misalnya, orang banyak yang berdemo. Itu belum tentu menyatakan sebuah kebenaran. Tetapi kalau kebenaran itu datang dari Allah yakni karena bimbingan Roh Kudus, pasti itu kebenaran mutlak.

Kebenaran itu tidak mementingkan diri sendiri tetapi juga mendengarkan dan memikirkan sesama manusia yang saling menghormati.

Marilah kita mohon Roh Kebenaran untuk memimpin kta agar kita selalu bertutur kata, bertingkah laku dan berkeputusan selalu memilih yang benar.

Main badminton sampai tepar
Badan rasanya sakit semua
Kalau kita hidup dengan benar
Allah akan mengasihi kita.

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr