Puncta 28.05.19 Yohanes 16:5-11 Otsu, Gadis Idaman Musashi

PERNAHKAN anda berada dalam suatu keadaan harus memilih satu dari dua hal yang sangat anda cintai? Pilihan sulit yang akan menentukan jalan hidup selanjutnya?

Musashi mengalami keadaan yang sulit itu. Ia harus memilih antara panggilan hidup “jalan pedang” dan gadis pujaannya, Otsu.

Jalan pedang adalah panggilan kesempurnaan hidup sebagai samurai, mendedikasikan dirinya demi seni beladiri pedang, yang akhirnya menyatukan diri dengan alam dan pencipta.

Di tengah pencarian jati dirinya sebagai seorang samurai, Musashi dihadapkan pada cinta sucinya kepada Otsu, wanita yang sangat mempesona. Otsu sangat mencintai Musashi.

Namun dia sadar, tak mungkin mengikat Musashi untuk dirinya sendiri. Otsu rela menderita demi Musashi, begitupun Musashi rela menderita demi jalan pedangnya.

Otsu adalah motivasi terbesar dalam hidup Musashi. Otsu pernah berkata bahwa dia tidak bisa mencintai Musashi sedalam itu kalau Musashi tidak mencintai jalan pedangnya.

Musashi harus merelakan Otsu agar cinta mereka tetap suci dan abadi. Kisah Musashi adalah kisah tentang pengorbanan, dedikasi, harga diri, kehormatan dan cinta platonis yang rumit.

Yesus berkata kepada murid-muridnya, “adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jika Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”.

Yesus sangat mengasihi murid-muridNya sampai pada akhirnya. Tidak ada kasih yang sedemikian besar daripada kasih seorang yang mengorbankan nyawanya untuk sahabat-sahabatNya.

Namun Yesus harus pergi kembali kepada BapaNya. Yesus menghadapi pilihan yang sulit; tetap tinggal bersama murid-muridNya atau kembali kepada BapaNya. Ia memilih mengikuti kehendak BapaNya yakni pergi kepada Bapa.

Namun kasihNya kepada para murid ditunjukkan dengan mengutus Roh Penghibur, yakni Roh Kudus yang akan membimbing para murid menempuh panggilan menjadi saksiNya.

Kalau Yesus tidak pergi, para murid tidak menjadi saksi mewartakan cintaNya kepada segala bangsa. Karena Yesus pergi, hal ini memungkinkan Roh Kudus menjiwai semua murid menjadi saksi ke segala penjuru dunia.

Cinta itu kadang harus merelakan kekasihnya pergi menemukan jati dirinya.

Buah semangka hijau kulitnya
Dalamnya merah manis rasanya
Yesus pergi kembali kepada Bapa
Agar Roh Kudus dicurahkan bagi kita

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 27.05.19 Yohanes 15:26-16:4a Durna Gugur oleh Berita Hoax

KETIKA Resi Durna maju perang di medan baratayuda, Para Pandawa mengalami ketakutan.

Mereka tidak berani maju perang karena Resi Durna adalah guru dan sesembahan yang sangat dihormati.

Waktu itu Bima membunuh Gajah Malawa yang bernama Swatama. Oleh Kresna berita kematian gajah Swatama ini disebarluaskan ke pihak Kurawa.

Mendengar berita hoax ini Durna mencari tahu kepada para Pandawa. Mereka menjawab Swatama mati.

Hal ini diterima oleh Durna bahwa yang mati adalah anaknya semata wayang yakni Bambang Aswatama.

Berita bohong itu diterima oleh Durna sebagai kebenaran. Ia luluh tak berdaya dan putus asa. Tak punya daya semangat lagi untuk berperang.

Melihat kejadian itu, Trustajumena mengambil pedang dan memenggal kepala Durna. Matilah Durna karena percaya pada berita bohong yang disebarkan.

Kepala Durna menggelinding ke tanah dan dijadikan tendang-tendangan seperti bola dan jatuh di hadapan Duryudana.

Di jaman sekarang, banyak sekali berita bohong yang beredar. Kalau tidak hati-hati kita bisa termakan berita bohong itu. Ada banyak kasus, orang membakar pos polisi karena membaca berita bohong yang sengaja disebarkan di medsos.

Hari ini Yesus mengingatkan kepada para murid, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa. Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku”.

Kita diutus untuk bersaksi. Kesaksian kita harus didasarkan pada kebenaran, bukan berita palsu atau bohong.

Kita bisa bersaksi tentang kebenaran kalau kita dibimbing oleh Roh Kebenaran itu sendiri yakni Roh Kudus yang diberikan Yesus kepada kita.

Kita tidak perlu takut karena Yesus berjanji, “Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman”.

Bersaksi tentang kebenaran memang penuh resiko. Banyak orang yang takut akan kebenaran. Yesus sudah mengingatkan sejak semula bahwa saksi kebenaran akan dikucilkan dan dibenci banyak orang.

“Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka berbuat demikian karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku”

Menjadi saksi kebenaran harus berani menerima resiko dikucilkan dan tidak disukai. Mereka akan dibenci banyak orang.

Tetapi jika kita bertahan, maka kita akan memperoleh hidup kekal. Beranikah kita menjadi saksi kebenaran?

Main wayang jadi Semar
Dialah abdi setia para ksatria
Jangan takut berkata benar
Tuhan akan menyertai kita

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 26.05.19 Minggu Paskah VI Kisah 15:1-2.22-29. Inji Yohanes 14:23-29 Buah Roh Kudus

DALAM dunia pewayangan kita mengenal dua kelompok yakni Kurawa dan Pandawa. Masing-masing mempunyai penasehat agung, di pihak Kurawa yang menjadi penasehat adalah Pandita Durna dan Sengkuni.

Di pihak Pandawa yang menjadi penasehat adalah Kresna. Para penasehat itu membimbing mereka dengan kebijaksanaannya. Namun kalau kita lihat hasilnya ternyata berbeda.

Durna dan Sengkuni justru mengarahkan Kurawa kepada kehancuran. Sedangkan Kresna membimbing Pandawa pada kedamaian, kerukunan dan kemenangan.

Buah bimbingan yang baik akan menghasilkan kebaikan. Sebaliknya buah bimbingan jahat akan menghasilkan kejahatan.

Yesus mengatakan kepada para muridNya, “Penghibur yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”

Roh Kudus adalah Roh Yesus Kristus sendiri. Dialah yang akan mengajarkan dan mengingatkan segala sesuatu yang dikatakan Yesus.

Buah pengajaran Roh Kudus pasti membawa kebaikan. Buah Roh itu adalah kasih, damai sejahtera, sukacita, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan.

Dalam Bacaan pertama, para rasul mengadakan sidang di Yerusalem untuk mencari solusi terhadap permasalahan iman umat.

Konflik antara orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi harus diselesaikan. Pandangan tentang keharusan sunat adat Yahudi dan tidak sunat harus dicarikan jalan keluar.

Akhirnya mereka memutuskan, “Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu”.

Buah dari karya Roh Kudus itu adalah jemaat bersukacita, hidup rukun dan damai. Mereka bersekutu dalam iman dan berkembang dalam bimbingan Roh Kudus.

Kehadiran kita semestinya membawa kuasa Roh Kudus. Tandanya ialah jika kehadiran itu membawa damai, sukacita, kerukunan, kebahagiaan, kelemah-lembutan dan kebaikan bagi sesama.

Apakah kehadiran kita sungguh berdampak positif dan subur bagi orang lain?

Sungguh nikmat makan pisang rebus
Ditemani dengan secangkir kopi arabica
Jika kita membawa Roh Kudus
Buahnya adalah kebaikan bagi sesama

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 25.05.19 Yohanes 15:18-21 Post-truth Era

Imam di desa terganggu doanya karena anak-anak ramai bermain-main di sebelah rumahnya.

Untuk menghalau anak-anak itu ia berseru: ‘Hai, ada raksasa mengerikan di sungai di bawah sana. Bergegaslah ke sana! Nanti kamu akan melihatnya sedang menyemburkan api lewat lubang hidungnya.’

Sebentar saja semua orang di kampung sudah mendengar tentang munculnya raksasa itu. Mereka cepat-cepat berlari menuju sungai.

Ketika imam melihat hal ini, ia ikut bergabung bersama banyak orang. Sambil berlari sepanjang jalan menuju ke sungai yang enam kilometer jauhnya, ia kembali berpikir: ‘Memang benar, aku sendiri yang membuat cerita. Tetapi, barangkali benar juga, … siapa tahu.’ (Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ)

Kisah di atas menggambarkan kehidupan masyarakat yang dikuasai oleh era post-truth/pasca-kebenaran. Esensi kebenaran tidaklah terlalu penting.

Post-truth adalah suatu upaya menggiring opini publik, bahkan emosi massa, dengan mengesampingkan dan mendegradasikan fakta dan data obyektif.

Lihatlah di medsos, ada banyak data dan fakta yang tidak benar berseliweran, orang yang tidak kritis mudah mempercayainya sebagai kebenaran. Dunia sekarang lebih suka mencari pembenaran daripada kebenaran.

Yesus pernah berkata, Akulah jalan, kebenaran dan hidup.” Sabda dan tindakan Yesus adalah kebenaran karena berasal dari Allah sendiri.

Ia tidak memainkan politik post-truth, tetapi mewartakan kebenaran. Karena mewartakan kebenaran, maka Yesus dibenci oleh dunia.

Dunia lebih percaya pada cerita kebohongan seperti kisah Raksasa di sungai itu.

Oleh karenanya, para murid diingatkan oleh Yesus, “Jika dunia membenci kalian, ingatlah bahwa dunia telah membenci Aku lebih dahulu. Sekiranya kalian dari dunia, tentu dunia menyayangi kalian sebagai miliknya. Tetapi karena kalian bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kalian dari dunia, maka dunia membenci kalian”.

Kita dibenci oleh dunia karena kita mengikuti Yesus yang cinta kebenaran. Yesus adalah kebenaran itu sendiri. Murid Kristus harus berani mewartakan kebenaran.

Maka kita harus kritis di era post-truth ini. Jangan mudah percaya pada berita bohong, fitnah, hoax. Apalagi malah langsung menyebarkannya.

Tidak masalah kita dibenci oleh dunia, karena Yesus telah lebih dahulu dibencinya. Kita ini bukan dari dunia karena telah ditebus oleh Sang Kebenaran sejati yakni Yesus sendiri.

Naik becak pergi ke kota Kendal
Karena ngantuk tersesat sampai ke Gombong
Janganlah diperbudak oleh media sosial
Dengan menyebarkan berita-berita bohong

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 24.05.19 Yohanes 15:12-17 Sumantri – Sukrosono

SALAH satu syarat agar Sumantri diterima mengabdi di Kerajaan Maespati adalah memindahkan Taman Sriwedari atas permintaan Prabu Harjuna Sasrabahu.

Ini syarat yang sangat sulit. Namun oleh kesaktian Sukrosono, adik Sumantri yang berwajah raksasa, Taman Sriwedari dapat dipindahkan.Sebelum itu terjadi, Sumantri diminta berjanji untuk tidak meningalkan Sukrosono.

Tidak menghina dan menyia-nyiakannya karena wajahnya yang buruk rupa. Sumantri mau berjanji untuk tidak berpisah sekejap pun dengan Sukrosono.

Ketika Dewi Citrawati memeriksa taman, ia terkejut ketakutan karena ada raksana jelek berwajah menakutkan berada di dalam tamannya.

Sumantri marah kepada Sukrosono dan menyuruhnya untuk meninggalkan taman. Tetapi Sukrosono bersikukuh ingin tetap tinggal bersama Sumantri.

Sumantri menakut-nakuti adiknya itu dengan panah terkekang. Tapi Sukrosono tetap mengiba ingin bersamanya. Hati yang marah membuat lupa diri.

Panah di tangan Sumantri terlepas dan mengenai dada Sukrosono. Ia mati untuk kakaknya yang ingin mengabdi di Maespati. Ia rela mati demi kebahagiaan kakaknya.

Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu hamba. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu”

Yesus mengorbankan hidupNya demi keselamatan kita para sahabatNya. Ia mati karena cintaNya kepada kita manusia.

Yesus mengangkat martabat kita melalui kematianNya. Kita manusia yang berdosa, berkat kematianNya, diangkat menjadi anak-anak Allah.

Kita yang bukan siapa-siapa menjadi sahabat-sahabat Yesus. Kita yang seharusnya dihukum karena dosa, tetapi mendapat belaskasih Allah berkat kematian Yesus. Tidak ada kasih sebesar kasih Yesus yang memberikan nyawaNya untuk kita.

Sukrosono merelakan hidupnya demi Sumantri kakaknya. Sumantri yang semestinya gagal mengabdi di Kerajaan Maespati, karena kematian Sukrosono, akhirnya diangkat menjadi Mahapatih.

Berkorban adalah tindakan luhur dan mulia. Berani mengorbankan diri demi kebahagiaan orang lain itulah panggilan murid-murid Kristus. Beranikah kita berkorban ?

Ke Kopeng mengendarai Vespa
Habis minyak Vespa merana
Berani mengorbankan diri bagi sesama
Meniru Kristus yang wafat demi sahabatNya

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr