KETIKA Resi Durna maju perang di medan baratayuda, Para Pandawa mengalami ketakutan.

Mereka tidak berani maju perang karena Resi Durna adalah guru dan sesembahan yang sangat dihormati.

Waktu itu Bima membunuh Gajah Malawa yang bernama Swatama. Oleh Kresna berita kematian gajah Swatama ini disebarluaskan ke pihak Kurawa.

Mendengar berita hoax ini Durna mencari tahu kepada para Pandawa. Mereka menjawab Swatama mati.

Hal ini diterima oleh Durna bahwa yang mati adalah anaknya semata wayang yakni Bambang Aswatama.

Berita bohong itu diterima oleh Durna sebagai kebenaran. Ia luluh tak berdaya dan putus asa. Tak punya daya semangat lagi untuk berperang.

Melihat kejadian itu, Trustajumena mengambil pedang dan memenggal kepala Durna. Matilah Durna karena percaya pada berita bohong yang disebarkan.

Kepala Durna menggelinding ke tanah dan dijadikan tendang-tendangan seperti bola dan jatuh di hadapan Duryudana.

Di jaman sekarang, banyak sekali berita bohong yang beredar. Kalau tidak hati-hati kita bisa termakan berita bohong itu. Ada banyak kasus, orang membakar pos polisi karena membaca berita bohong yang sengaja disebarkan di medsos.

Hari ini Yesus mengingatkan kepada para murid, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa. Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku”.

Kita diutus untuk bersaksi. Kesaksian kita harus didasarkan pada kebenaran, bukan berita palsu atau bohong.

Kita bisa bersaksi tentang kebenaran kalau kita dibimbing oleh Roh Kebenaran itu sendiri yakni Roh Kudus yang diberikan Yesus kepada kita.

Kita tidak perlu takut karena Yesus berjanji, “Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman”.

Bersaksi tentang kebenaran memang penuh resiko. Banyak orang yang takut akan kebenaran. Yesus sudah mengingatkan sejak semula bahwa saksi kebenaran akan dikucilkan dan dibenci banyak orang.

“Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka berbuat demikian karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku”

Menjadi saksi kebenaran harus berani menerima resiko dikucilkan dan tidak disukai. Mereka akan dibenci banyak orang.

Tetapi jika kita bertahan, maka kita akan memperoleh hidup kekal. Beranikah kita menjadi saksi kebenaran?

Main wayang jadi Semar
Dialah abdi setia para ksatria
Jangan takut berkata benar
Tuhan akan menyertai kita

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr