PADA JAMAN dahulu hiduplah seorang pemuda yang ingin kaya. Maka dia berdoa dan meminta kepada Dewi Laksmi, Dewi kekayaan.
Selama sepuluh tahun dia terus berdoa, tetapi tidak pernah dikabulkan. Akhirnya dia memperoleh pencerahan bahwa kekayaan itu menipu pikiran.
Ia memilih hidup sebagai pertapa di pegunungan Himalaya. Ia bermeditasi dengan takzimnya, dan pada suatu hari, dalam meditasinya, ia didatangi seorang wanita yang sangat cantik gilang gemilang rupawan.
“Siapakah engkau dan sedang apa kau di sini? Katanya. “Aku ini Dewi Laksmi yang kau puja dalam nyanyian selama bertahun-tahun. Aku ingin mengabulkan permintaanmu” kata wanita itu.
“Ah Sang Dewi, aku kini sudah medapat berkat dari meditasiku dan kehilangan keinginan untuk kekayaan. Engkau datang terlambat, kenapa engkau tidak datang dan memenuhi permintaanku dulu-dulu?”
“Untuk berkata kepadamu sebenarnya,” jawab sang dewi, “Jika ingat akan sifat upacara yang kaulakukan begitu setia, engkau sepenuhnya pantas menjadi kaya.Tetapi, karena cintaku kepadamu dan keinginanku akan kesejahteraanmu, maka kutahan dulu.”
Jika anda boleh pilih, maka yang anda utamakan pengabulan permohonan anda atau rahmat tetap berdamai entah doa dikabulkan atau tidak? (Doa Sang Katak 1)
Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”.
Sabda Yesus itu sungguh menguatkan kita. Dia berjanji akan mengabulkan permintaan kita. Selama ini mungkin doa-doa kita belum terkabulkan.
Kita harus kembali bertanya, apakah doa-doa kita itu memang sesuai dengan kehendakNya, ataukah hanya untuk egoisme kita sendiri.
Bisa jadi permintaan kita itu sesuatu yang tidak tepat dalam pandangan Allah. Si pertapa itu minta kekayaan, namun setelah sadar bahwa kekayaan itu hanya tipuan, ia tidak memintanya lagi.
Justru ketika dia menemukan kedamaian dalam doanya, ia tetap ingin hidup damai tanpa kekayaan.
Kita disuruh meminta kepada Bapa dalam nama Yesus. Dikabulkan atau tidak, itu kehendak Dia yang akan memberi. Dia lebih tahu kebutuhan kita sesungguhnya.
Bukan kehendak kita yang harus terpenuhi, tetapi kehendakNyalah yang pasti akan memberi kepenuhan dalam hidup kita. Kita tetap harus minta, seperti pertapa yang tentram dalam doanya, supaya Allah meneguhkan doa kita.
Mancing ikan hanya dapat tenggiri. Ikan yang lain semua pada lari.
Jangan berdoa hanya untuk kepentingan sendiri. Pasti Tuhan akan menepati janji.
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwwanto Pr