Mengapa peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019 terjadi di Jakarta? Pertama, karena Bawaslu dan KPU berada di Jakarta. Kedua, Jakarta adalah ibukota, pusat segala aktivitas, pemerintahan, ekonomi, dan pusat pemberitaan segala informasi.
Tak mungkin si dalang kerusuhan merencanakan di kota kecil , pedesaan atau pelosok yang tak tersentuh sinyal pemberitaan.
Maksudnya jelas, agar peristiwa itu bisa terekspos oleh media massa yang masif dan tersebar ke seluruh pelosok Nusantara.
Peristiwa yang terjadi di ibukota pasti akan cepat menyebar kemana-mana. Apalagi didukung alat komunikasi canggih zaman digital seperti sekarang ini.
Untunglah Menkominfo membuat kebijakan yang baik. Beberapa hari setelah kerusuhan 21-22 Mei, beberapa aplikasi medsos seperti IG, FB, WA ditake down agar tidak bisa menyebarkan berita-berita hoax, hate speech dan video-video yang menyesatkan. Setelah dianggap aman terkendali, barulah semua dibuka normal kembali.
Hari ini Yesus terangkat ke surga. Sebelum itu Yesus menampakkan diri kepada para murid dan memberi pesan,
“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Dan lagi: Dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”.
Yesus adalah dalang peristiwa kenaikan, bukan dalang kerusuhan. Ia mengajak murid-muridNya menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Yesus tidak memprovokasi para murid menyebarkan berita hoax, tetapi berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Hal itu harus dimulai di Yerusalem, bukan di Kapernaum tempat Yesus dulu berkarya.
Yerusalem adalah pusat agama, pemerintahan, budaya dan ekonomi sehingga menjadi magnet bagi seluruh bangsa.
Para murid menanti janji Yesus yang akan mencurahkan Roh Kudus di Yerusalem. Dari Yerusalem inilah para murid menyebarkan berita kabar baik ke seluruh dunia.
Yesus memilih sebuah bukit di luar kota dekat Betania untuk memberkati mereka dan Ia berpisah dengan mereka dan terangkat ke surga.
Sambil menanti pencurahan Roh Kudus, kita diajak berdoa bersama dan menyiapkan diri menyebarkan berita kebaikan yaitu pertobatan dan pengampunan dosa.
Sebagai seorang Kristiani, kita diwanti-wanti untuk tidak menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, tetapi memberitakan kebaikan.
Marilah kita bertobat dari menyebar berita bohong di medsos. Mari kita jaga, bukan hanya mulut, tetapi juga jari jemari kita.
Makan nasi dengan sambal belut
Dulu pernah saya beli di Surabaya
Janganlah latah dan suka ikut-ikut
Viralkan berita bohong yang bikin sengsara
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr