SEORANG pastor menyiapkan kotbah hari Minggu tentang penyelenggaraan ilahi. Sepanjang hari itu hujan deras. Tanggul sungai di desa itu jebol. Banjir bandang melanda rumah pastor.

Ada perahu karet datang hendak mengevakuai sang pastor. Tetapi dia menolak ikut karena sedang menyiapkan kotbahnya. Air makin naik, pastor naik ke loteng.

Perahu kedua datang. “Mari pastor menyelamatkan diri” kata si tukang perahu. Pastor itu menjawab, “Silahkan bantu yang lain dulu, nanti penyelenggaraan Tuhan pasti akan menolong aku.” Perahu kedua lewat.

Air makin naik dan pastor itu tenggelam tak ada yang menyelamatkan. Ketika dia sampai di surga, dia protes kepada Tuhan, “Kenapa Tuhan tidak menolong saya waktu terjadi banjir bandang itu?”

Tuhan menjawab, “Tidak menolong? Aku sudah mengirim perahu dua kali tetapi kamu tidak mau naik.”

Dalam bacaan hari ini, para murid menyeberang danau dengan perahu. Yesus tertidur di buritan. Perahu para murid diombang-ambingkan angin kencang.

Mereka panik dan ketakutan. Mereka berteriak-teriak dalam keputus-asaan, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?”

Menghadapi badai yang besar itu mereka tidak punya pegangan dan pengharapan. Mereka sungguh mengalami ketakutan.

Yesus menghardik angin itu dan seketika angin menjadi reda. “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Kekawatiran dan ketakutan kita sering terlalu besar. Seperti para murid itu, kita sedang mengarungi bahtera kehidupan.

Di tengah perjalanan sering ada badai topan kehidupan. Karena dibelenggu dengan ketakutan, kita kadang tidak menyadari kalau Yesus menemani kita.

Ketakutan yang mencekam membuat mata kita menjadi buta. Sampai-sampai pertolongan Tuhan lewat sesama kita abaikan. Kita tidak menyadari kalau Tuhan menolong lewat orang-orang di sekitar kita.

“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Ketakutan hidup terlalu besar sehingga membuat kita tidak percaya lagi.

Marilah kita minta iman supaya kita bisa melihat bahwa Tuhan selalu menyertai kita. “Aku akan menyertai kamu sampai akhir zaman.”

Itulah sabda Yesus. Dia tidak akan meninggalkan kita. Dia selalu ada di dalam bahtera hidup kita. Jangan kita tidak percaya tetapi percayalah kepadaNya.

Seberapa pun besarnya badai dalam hidupmu, Dia akan meredakannya. Masalahnya adalah, “Mengapa kamu tidak percaya?”

Malam-malam minum susu kedelai
Lebih enak minum susu sapi
Walau kita harus menghadapi badai
Tetap tenang, Yesus ada di hati

Cawas, menunggu si tukang cukur
Rm. A. Joko Purwanto Pr