Darah simbol cinta dan persahabatan. Memang terdengar mengerikan, tapi darah juga sering diceritakan sebagai salah satu simbol cinta yang paling kuat.
Pada jaman dahulu, banyak orang mengadakan ritual untuk “menyatukan darah” dengan orang lain yang dianggap berjasa bagi hidup mereka.
Hal ini dilakukan untuk menunjukkan rasa persaudaraan dan loyalitas yang sangat kuat, tidak akan terpisahkan hingga maut menjemput.
Darah juga sering dianggap sebagai simbol pengorbanan bagi orang yang dikasihinya. Pengorbanan tulus ini kerap berakhir dengan kematian dan tragedi.
Namun banyak orang percaya bahwa cinta sepasang kekasih yang mati karena berkorban untuk pasangannya akan selalu hidup abadi di surga. Ingat kisah-kisah cerita Romeo-Juliet, Sam Pek-Ing Tay, Rose-Jack, Roro Mendut-Pranacitra?
Yesus menumpahkan darah-Nya untuk manusia yang dikasihi-Nya. Dia mati di salib demi cinta-Nya kepada manusia.
Yesus berkata, ”Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal.”
Darah melambangkan kehidupan. Orang yang berani menumpahkan darah menunjukkan cintanya yang total. Menumpahkan darah menjadi simbol menyatukan jiwa dan raga demi orang yang dikasihinya.
Kata Yesus, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”
Kita pantas bersyukur karena Kristus mengasihi kita sedemikian rupa sampai Ia menumpahkan darah-Nya. Kita bersyukur boleh mengenangkan cinta-Nya dalam Ekaristi dimana Dia memberikan tubuh dan darah-Nya.
Kita sungguh berharga di mata-Nya kendati kita ini orang berdosa. Mari kita hidup sebagai orang yang pantas dikasihi-Nya.
Pohung kuning rasanya gurih gempi.
Dioles-oles dengan madu dan mentega.
Darah Kristus tanda cinta sejati.
Memberi hidup kekal bagi kita semua.
Cawas, mimpi ke dunia lain…
Rm. A. JokoPurwanto Pr