“Idu Geni”

BATARI Umayi adalah permaisuri Batara Guru, rajanya para dewa di Kahyangan. Ia selingkuh dengan penggembala sapi. Batara Guru marah dan bertitah, “Uma, tingkah lakumu tidak patut sebagai permaisuri dewata, kelakuanmu layaknya seperti raksasa.” Seketika itu juga wajah cantik Batari Uma berubah menjadi raseksi mengerikan. Ia diberi nama Batari Durga. Ia diusir pergi ke Setragandamayit, merajai segala jin setan, banaspati, pocong warudoyong. Perilakunya jahat mengganggu manusia. Mulutnya lebar bertaring, matanya besar memancarkan nafsu serakah. Aroma baunya busuk seperti bangkai. Karena sabda Batara Guru, Dewi Uma yang cantik berubah menjadi Batari Durga yang buruk rupa dan jahat.

“Sabda Pandita Ratu tan kena wola-wali” artinya sekali pandita, raja atau pemimpin bertitah akan terjadi. Bisa juga diibaratkan sabdanya bagai “idu geni”, apa saja yang dikatakan akan menjadi kenyataan. Seorang pemimpin yang berwibawa dan berkuasa, tidak cerewet banyak omong ibarat “kakehan gludhug kurang udan.” Sekali bersabda akan dilaksanakan oleh bawahannya. Wibawa seorang pemimpin mengalir dari sifat “berbudi bawa laksana.”

“Ber” itu bukan awalan, tetapi dari kata “luber” atau melimpah, tumpah ruah. “Budi” artinya watak yang baik. “Bawa” itu artinya kata-kata atau ucapan. “laksana” itu jalan, langkah, tindak-tanduk manusia. Seorang pemimpin mempunyai watak baik yang melimpah. Antara kata dan tindakan atau kebijakannya sesuai dan dapat dicontoh.

Dalam Injil, Yesus pergi ke Kapernaum. Ia mengajar pada hari-hari Sabat. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di situ ada orang yang kerasukan setan. Yesus menghardik dia, kata-Nya, “Diam, keluarlah daripadanya.” Setan itu tunduk dan keluar dari orang itu. Semua orang takjub dan berkata satu sama lain, “Alangkah hebatnya perkataan ini. Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat, dan mereka pun keluar.”

Sabda Yesus itu penuh kuasa dan wibawa ibarat “idu geni”, “tan kena wola-wali”, sekali bertitah akan terlaksana. Ia menunjukkan kuasa keilahian-Nya. Setan-setan pun tunduk kepada-Nya. Kita tidak perlu ragu percaya kepada-Nya karena Ia berkuasa atas segalanya. Mari kita percaya dan bersujud kepada-Nya.

Kuncup mawar di atas bebatuan.
Rumputnya rimbun hijau warnanya.
Sabda Yesus penuh kekuatan.
Setan-setan pun takut kepada-Nya.

Cawas, telur gosong….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr