Seorang wanita asal Thailand telah kehilangan tasnya yang berisi uang dan benda berharga. Wanita bernam Nukhlia Sangkaew ini kehilangan tasnya usai mengambil uang dari bank.

Uang senilai Rp 50 juta itu rencananya akan digunakan untuk membayar tagihan rumah sakit. Namun malang, saat perjalanan pulang Nukhlia malah terjebak hujan deras dan tasnya terjatuh.

Menyadari tasnya hilang, Nukhlia pun melapor ke kantor polisi. Di dalam tas itu tidak cuma ada uang tetapi juga emas seberat 90 gram. Dengan harta itu ia akan melunasi biaya rumah sakit karena beberapa waktu lalu dia harus opname di sana.

Tak lama kemudian Nukhlia menerima telpon dari seorang gadis yang menemukan tasnya. Nukhlia menjumpai gadis itu, ternyata ia adalah seorang bocah perempuan berusia 9 tahun, bernama Piyarat. Gadis ini dengan kejujurannya mengembalikan semua milik Nukhlia.

Kejujuran adalah nilai yang sangat mahal di dunia ini. Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley yang meneliti tentang kesuksesan seseorang.

Ia memetakan ada 100 faktor kesuksesan seseorang. Kesuksesan seseorang bukan ditentukan oleh nilai ujian yang baik seperti NEM, IPK atau rangking di kelas (Urutan 30).

Juga bukan oleh faktor IQ yang tinggi (urutan 21) atau menempuh study di universitas/sekolah favorit ( urutan 23). Faktor yang paling menentukan dalam kesuksesan seseorang ternyata adalah :

1. Kejujuran, 2. Disiplin tinggi, 3.Mudah bergaul, 4.Dukungan pendamping/motivator, 5. Kerja keras, 6. Cinta pada tugas, 7.jiwa kepemimpinan, 8. Kepribadian kompetitif, 9. Hidup teratur dan 10. Kemampuan menawarkan ide briliant.

Kejujuran itulah yang diajarkan Yohanes Pembaptis dalam bacaan Injil hari ini. Ia jujur mengatakan bukan Mesias, bukan salah seorang nabi, bukan Elia.

Walaupun kalau ia mau,ia bisa mengatakan itu karena orang banyak percaya kepadanya. Tetapi ia memilih mengatakan kejujuran kepada orang-orang yang diutus untuk menanyakan siapa dirinya.

Bahkan dia dengan rendah hati mengaku,”Membuka tali kasutnya pun aku tidak layak.” Inilah semangat jujur dan rendah hati yang diteladankan oleh Yohanes Pembaptis.

Marilah kita berlaku jujur karena semangat itu adalah juga perwujudan iman kita. kita tanamkan semangat jujur sejak awal kepada anak-anak.

Dimana pun kita semoga selalu membawa sikap jujur karena sikap itulah yang akan menunjukkan siapa kita.

Makan malam menunya bubur
Ditambah krupuk ikan tenggiri
Marilah kita bersikap jujur
Biar kita jadi ahli waris surgawi

Cawas, walau mendung tetap ronda
Rm, A. Joko Purwanto Pr