“Album Kematian”

KEBANYAKAN orang memasang atau menaruh album perkawinan, ulang tahun, wisuda atau pelantikan atau kesuksesan yang lain di ruang tamu.

Album kesedihan, duka dan kehilangan biasanya disembunyikan. Sedikit orang yang memamerkan album atau foto-toto sedang berduka atau bersedih.

Tetapi apakah kita menyadari, sebagai orang Katolik, album kematianlah yang sering kita pasang di kamar, atas pintu atau ruang-ruang publik?

Bukankah salib yang kita pasang atau kita pakai itu adalah album kematian? Ya, kematian Yesus kita tunjukkan kemana-mana dan kepada semua orang.

Sebuah lagu yang dinyanyikan pada Jum’at Agung adalah, ”Kita harus bangga akan salib Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Ya, salib Tuhan kita Yesus Kristus itulah album kematian yang justru kita banggakan. Mengapa? Karena dengan salib Yesus itulah kita diselamatkan.

Hari ini seluruh umat Kristiani mengenangkan wafat Kristus di salib. Salib yang bagi dunia dianggap kebodohan, namun bagi kita yang diselamatkan, salib adalah kekuatan dan rahmat Allah.

Makanya kita bangga akan salib Yesus. Jalan salib Yesus menjadi jalan kita juga. Dengan memanggul salib, kita boleh menjadi murid-Nya.

Itulah mengapa selama masa Prapaskah ini kita berdevosi jalan salib setiap hari Jum’at dan pada hari ini, Jum’at Agung, puncak devosi ini kita satukan dengan sengsara, penderitaan dan wafat Yesus di salib.

Kematian Yesus memberi point penting bagi kita. Dalam kematian, Allah tidak meninggalkan kita, justru kita bersatu dengan-Nya. Oleh kematian kita diingatkan untuk makin berbuat banyak kebaikan.

Kita semakin menghargai hidup agar lebih berguna bagi orang lain. Seperti kata Imam Besar Kayafas, pengorbanan Yesus untuk menyelamatkan seluruh bangsa, berguna bagi umat manusia.

Anda tidak akan dikecewakan ketika anda mengakui salib Yesus sebagai jalan keselamatan. Kita harus bangga akan salib Tuhan kita, Yesus Kristus.

Jalan-jalan ke kota Kudus.
Jangan lupa mampir beli lunpia.
Kita bangga akan salib Kristus.
Mari kita ikut memanggulnya.

Cawas, Jangan lupa bahagia….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr