“Aja Sok Gumunan”

ISTILAH dari judul di atas mau mengatakan kepada kita jangan mudah terkecoh atau jangan mudah terbuai.

Beberapa waktu lalu kita dibuat terkagum-kagum dengan istilah “the cracy rich man.”

Bagaimana tidak? Kita dipameri harta kekayaan luar biasa oleh orang-orang muda yang kerjanya bagi-bagi duit, piknik-piknik ke luar negeri, “tentang-tenteng barang mewah.”

Mereka suka update barang-barang atau hal baru seolah mereka the first agent of information. Pokoknya orang paling pertama dech.

Mereka ingin menarik follower sebanyak-banyaknya. Lalu menjelek-jelekkan kompetitornya. Ini lho Gue yang paling hebat, ikutlah ke bisnis gue.

Orang-orang muda ini menjelma menjadi penasehat uang yang paling jago. Mereka akan bikin coaching bagaimana cara mendapatkan uang dengan mudah.

Yang menjadi contoh adalah dirinya, supaya banyak orang masuk dalam bisnisnya.

Makanya mereka selalu pamer foto-foto kesuksesan, foto dengan kekayaan; mobil mewah, rumah mewah, pelesir dan kuliner di tempat mahal-mahal.

Mereka butuh affirmasi diri. Biar dilihat dan diakui bahwa orang itu kaya raya.

Agar dilihat kaya raya maka dia butuh merk atau brand. Pamer mobil-mobil dengan merk elegan, baju, sepatu, jam tangan, tas bermerk. Pokoknya bergaya seperti iklan berjalan.

Sekarang ini di Tiongkok sudah ada agen yang memberi kursus bagaimana bergaya menjadi the crazy rich man.

“Mulane aja gumunan.” (Makanya jangan mudah terkecoh).

Setelah mempergandakan roti untuk lima ribu orang, Yesus menyingkir. Tetapi orang-orang berusaha mencari Dia. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk menemukan Dia.

Mereka berangkat ke Kapernaum dan menemukan Yesus di situ. “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?”

Yesus menjawab, sembari mengingatkan mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melankan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.”

Kita diingatkan untuk bekerja bukan untuk hal-hal yang akan hilang, tetapi untuk hidup kekal.

Bekerjalah, berusahalah. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha. Tidak mungkin kita menjadi kaya mendadak, kalau tidak bekerja.

Dari para orang kaya palsu itu kita jadi tahu kan, bahwa mereka itu hanya tipu-tipu. Tidak ada kaya dengan cara instan.

Untuk dapat mencapai sukses, bahagia, berhasil, orang harus bekerja keras.

Pekerjaan yang dikehendaki Tuhan adalah percaya pada Yesus. Melihat contoh bagaimana Yesus sampai titik darah penghabisan, menderita demi memperoleh kebahagiaan kekal, itulah cara yang dilakukan Yesus.

Dengan bersusah payah, bekerja keras, berdarah-darah, maka kebahagiaan sejati akan didapatkan.

Pertanyaan reflektif: Maukah kita bekerja keras, berusaha dengan sungguh-sungguh agar memperoleh hidup yang bahagia?

Ingat jadi kaya mendadak itu hanya tipu-tipu saja. “Aja gampang gumunan.”

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Ayo berusaha keras dahulu
Kita akan senang di hari kemudian

Cawas, terus berusaha, jangan putus asa…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr