DI laman facebook, saya membaca postingan dengan gambar sketsa wajah Pak Jokowi. Bagaimana penilaian orang terhadap Pak Jokowi sebagai presiden.

Kalau marah = Presiden drama, akting aja di kamera. Kalau diam = Presiden kok gak bersikap apa-apa mau jadi apa neh negara. Kalau senyum = Presiden kok cengengesan gak ada kharisma.

Lalu di bawahnya diberi komentar, “Susah emang mimpin negeri +62 ini… Salah semua, rakyatnya “jago2”.

Saya kira itu bukan penilaian sebagian besar orang, hanya segelintir orang yang tidak suka pada kepemimpinan sang presiden. Saya merasa banyak orang yang senang dan memuji Pak Jokowi dengan segala kebijakannya.

Belum ada presiden yang hebat dan berani seperti ini. Hanya orang-orang yang tidak suka saja yang menilai negatif terhadapnya.

Dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan orang lumpuh sekaligus mengampuni dosanya. Tetapi bagi ahli-ahli Taurat, Yesus dituduh menghujat Allah.

Ketika Yesus berkata kepada si lumpuh, “Percayalah anak-Ku, dosamu sudah diampuni,” ahli-ahli Taurat itu berkata dalam hatinya, “Ia menghojat Allah.”

Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu?”

Kalau orang sudah diracuni pikiran jahat, maka apapun  yang dikeluarkan adalah hal-hal yang jahat. Apalagi dibumbui dengan perasaan tidak suka.

Para ahli Taurat tidak suka kepada Yesus karena pengajaran-Nya sangat berwibawa, berbeda dengan mereka. Banyak orang yang percaya dan mengikuti Yesus. Hal ini sangat mengkawatirkan mereka. Bisa-bisa pengikut mereka lari menjadi murid Yesus.

Pikiran para ahli Taurat itu selalu jelek. Hatinya diliputi rasa kebencian dan dendam. Mereka mencari celah untuk menjatuhkan Yesus. Segala tindakan Yesus selalu salah di mata mereka.

Bagi Yesus keselamatan orang lebih diutamakan daripada penilaian ahli-ahli kitab. Ia bertindak mengampuni dosa, karena Ia adalah Putera Allah. Ia menyelamatkan orang karena itulah misi-Nya datang ke dunia.

Pikiran mempengaruhi tindakan. Bila pikiran kita baik, tindakan dan ucapan kita akan baik. Namun jika pikiran kita jahat, segala tindak tanduk kita juga akan menghasilkan hal-hal yang jahat.

Hati-hatilah dengan pikiran kita. Tanamkan hal-hal baik dalam pikiran kita sendiri.

Memuji pacar seperti Limbuk.
Wajahnya cantik bagai Dewi Sinta.
Kalau kita suka berprasangka buruk.
Hidup kita akan banyak menderita.

Cawas, hatiku gembira….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr