KITA semua mengenal Basuki Tjahaya Purnama atao Ahok. Kisah hidupnya sungguh luar biasa.

Ia menjadi Gubernur Jakarta yang konsisten berjuang memajukan ibukota. Memberantas korupsi, membuat pemerintahan bersih dan transparan, hasil kerjanya kelihatan dirasakan warga.

Tetapi dia ditolak oleh warga karena isu SARA. Bahkan dia dipenjara karena dituduh menista agama.

Dia mengalami itu semua degan legawa. Tak ada kebencian dan dendam dalam hatinya. Ia berdamai dengan diri sendiri, orang-orang dan situasi di sekitarnya.

Sambil bercanda dia berkata, “Saya sehat dan segar di sini, bahkan berat badan saya bertambah.”

Bagi kebanyakan orang, pegalaman ditolak, dijatuhkan, direndahkan, dihina, dicemooh bisa jadi pengalaman yang traumatis. Orang bisa marah, dendam, sakit hati, benci dan ingin membalas.

Tetapi Ahok beda. Ia menjadi pribadi yang telah “menep” mengendap dalam kebatinan. Ia menguasai dirinya sendiri dan tak terbawa emosi sesaat.

Bacaan Injil hari ini menceritakan Yesus yang ditolak oleh saudara-saudaranya sendiri di Nasaret.

Ia mengajar di rumah ibadat mereka. Tetapi Yesus tidak dipercaya. Mereka kecewa dan menolakNya.

Menyikapi penolakan itu Yesus menanggapi, “Seorang nabi dihormati dimana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”

Karena ketidakpercayaan mereka, maka tidak ada mukjijat yang dibuat Yesus. Ketidakpercayaan membuat kemandegan.

Tidak terjadi kemajuan dan prestasi karena tidak saling percaya. Yesus tidak membuat apa-apa di Nasaret karena mereka menolakNya.

Justru banyak mukjijat terjadi di Kapernaum karena orang-orang mau menerima dan percaya kepadaNya.

Apakah anda percaya kalau Yesus mampu mengubah hidup anda? Kalau tidak percaya, maka tidak akan terjadi mukjijat dalam diri anda.

Sakit ngilu di sekujur badan
Bisa sembuh karena dokter cinta
Marilah kita percaya kepada Tuhan
Maka akan ada mukjijat dibuatNya

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr