TIDAK ada sebutan sedekat dan seakrab Yesus yang menyapa Allah sebagai Bapa. Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya untuk menyapa Allah sebagai Bapa.

Bapa bagi Yesus adalah Bapa yang murah hati dan berbelaskasih. Bapa yang maha pengampun.

Seperti digambarkan Yesus dalam perumpamaan anak yang hilang dan domba yang sesat. Yesus menyebut Allah sebagai Bapa dan kita diajak menyapaNya sebagai Bapa Kami.

Kita semua dimasukkan dalam relasiNya dengan Bapa. Kita ini adalah saudara-saudara Yesus.

Kasih Bapa kepada Yesus itu diwujudkan oleh Yesus dalam mencintai orang berdosa, orang miskin, tersingkir, orang lemah dan cacat.

Orang-orang kecil itu ada di hati Yesus. Maka Yesus mengajarkan doa yang singkat dan sederhana itu kepada murid-muridNya. Doa Yesus itu pertama-tama untuk memuliakan nama Allah.

Meminta agar Allah meraja di dalam hati kita. mengapa begitu? Karena bagi Yesus, yang ada di hati Allah itu adalah orang berdosa, miskin, hina, tersingkir.

Hati Allah terfokus bagaimana menyelamatkan mereka itu. “Aku datang bukan untuk orang benar, tetapi orang berdosa.”

Maka Yesus mengajak kepada kita untuk memiliki hati seperti Allah. Kalau kita sudah “klik” dengan hati Allah, maka perwujudannya muncul dalam tindakan mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

“Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga.”

Kita tidak boleh seperti perumpamaan orang yang berhutang kepada raja. orang itu berhutang banyak kepada raja dan raja menghapuskannya.

Tetapi sebaliknya dia tidak mau menghapuskan hutang sesamanya yang hanya sedikit. Kalau kita tidak mengampuni sesama, maka Bapa juga tidak akan mengampuni kita.

Doa Bapa Kami itu menggambarkan relasi vertikal dan horisontal. Kalau relasi kita dengan Tuhan (vertikal) baik, maka hubungan dengan sesama (horisontal) juga menjadi baik.

Kalau salah satu terganggu, maka yang lain akan terpengaruh. Jikalau kita berani mengampuni sesama, maka Bapa juga akan mengampuni kita. Jika tidak, Bapa juga tidak mengampuni kita.

Sudahkan anda berdamai dengan diri sendiri dan mau mengampuni orang lan?

Taman Bunga kering tidak disirami
Bunga merah kuning menjadi layu
Kalau kita berani mengampuni
Maka Bapa juga mengampuni dirimu

Cawas, Meratapi bunga yang layu
Rm. A. Joko Purwanto Pr