Perjumpaan dengan pribadi Yesus itu mengubah seseorang. Bacaan Injil hari ini menggambarkan hal itu.

Sebelum berjumpa dengan Yesus, Zakheus digambarkan sebagai seorang pemungut cukai yang kaya. Ia menarik pajak, memungut uang rakyat.

Walaupun kaya ia punya handicap yakni badannya pendek. Selain itu banyak orang mencibir dia karena menjadi pemungut cukai, pengkianat bangsanya.

Orang banyak menggolongkannya dalam kelompok orang berdosa. Ia dijauhi dan disingkiri oleh masyarakat.

Setelah berjumpa dengan Yesus, Zakheus berubah. Ia menjadi pemurah, penderma dan menjadi manusia baru.

Yang tadinya pemungut sekarang menjadi pembagi. Yang tadinya memeras kini memberi silih. “Tuhan separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Yesus telah mengubah hatinya.

Yang penting kita ketahui bukan hanya itu, tetapi juga proses pertobatannya. Seorang Zakheus yang kaya itu dari segi materi pastilah tidak kekurangan suatu apapun.

Tetapi hatinya gundah gulana. Kekayaan tidak memberinya kedamaian. Kekayaan material tidak memuaskan batinnya. Ada sesuatu yang masih kurang.

Ingat pemuda kaya yang juga datang kepada Yesus ingin memperoleh hidup kekal? Zakheus pun masih penasaran ingin mencari jawaban atas kegundahannya.

Maka ketika Yesus masuk ke kota Yerikho, orang banyak berbondong-bondong datang menyambutNya. Mereka ingin menyentuh jubahNya. Mereka ingin disembuhkan.

Mereka ingin mendengar sabdaNya. Mereka ingin dijamahNya. Zakheus bertanya, “Orang apakah Yesus itu sedemikian banyak orang ingin menyambutNya.”

Ia tidak hanya berjalan santai, tetapi berlari menembus kerumunan orang banyak. Tetap tidak berhasil karena badannya pendek.

Ia tidak putus asa. Ia memanjat pohon ara tanpa sungkan-sungkan dan malu demi melihat siapakah Yesus itu.

Segala cara ditempuh demi memenuhi rasa penasarannya. Ketika Yesus lewat, secara tak terduka berhenti dan berkata,

“Zakheus segeralah turun! Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Zakheus terbelalak. “Ia menyapa namaku? Ia kenal namaku? Ia mau menumpang di rumahku?”

Yesus memakai kata “harus” menumpang di rumah Zakheus. Betapa bahagianya Zakheus. Ia langsung “mlorot” turun dari pohon dan langsung menjamu Yesus di rumahnya. Terjadilah pertobatan dalam perjumpaan di rumah Zakheus itu.

Lukas juga mau menekankan bahwa keselamatan Yesus itu terjadi pada hari ini. “Hari ini telah terjadi keselamatan atas rumah ini.”

Hari ini keselamatan terjadi kalau kita bisa menjadi Zakheus-Zakheus baru. Sabda Yesus itu tetap aktuil sampai sekarang. Sabda ini dibaca kapan pun tetap akan berkata hari ini.

Jika kita mau berubah seperti Zakheus, maka keselamatan itu juga akan terjadi pada hari ini. Maukah kita selamat hari ini? Tirulah Zakheus.

Ke Semarang membeli cumi
digoreng dengan tepung kanji
Keselamatan itu terjadi saat ini
saat kita mau saling berbagi.

Atmodirono suatu malam
Rm. A. Joko Purwanto Pr