“Kakang Semar”

SEJAK awal babad pewayangan, Semar dan anak-anaknya yang sering disebut Punakawan selalu muncul. Pada zaman kakek nenek para Pandawa, Semar sudah bertugas mengabdi kepada para ksatria. Mulai zaman Prabu Nahusa, Yayati. Prabu Kuru. Kuru melahirkan Dusanta. Dusanto melahirkan Prabu Barata. Prabu Barata melahirkan Hasti. Hasti melahirkan Prabu Puru. Puru melahirkan Pratipa. Prabu Pratipa melahirkan Santanu dan Parasara. Dari mereka lahirlah Destrarastra dan Pandu. Destrarastra menurunkan Kurawa. Pandu menurunkan Pandawa.

Dari awal mula Semar selalu disebut Kakang Semar. Kakang itu berarti saudara tua. Itu tidak berarti bahwa Semar adalah kakak para ksatria. Tetapi Semar adalah pribadi penolong yang sangat dihormati.

Ia adalah penjelmaan Bathara Ismaya, dewa pamomong bagi umat manusia yang berkelakuan baik. Ia membimbing para ksatria untuk melakukan darma, amal kebaikan membela kebenaran dan keadilan.

Sebutan Kakang Semar adalah sebutan hormat penuh wibawa, bukan karena hubungan darah tetapi karena sejatinya Semar adalah Sang Hyang Ismaya, dewa penguasa bumi.

Maka sepanjang segala waktu dan generasi, Semar selalu disebut dengan istilah Kakang Semar.

Mesias dalam tradisi Yahudi dikaitkan dengan unsur politis. Maka orang Yahudi meyakini bahwa Mesias akan lahir dari keluarga Daud yang adalah raja Israel terbesar.

Maka para ahli Taurat menyebutkan bahwa Mesias adalah anak Daud. Berabad-abad selama masa pembuangan, Israel mengharapkan keturunan Daud sebagai pembebas bangsa yang terjajah.

Yesus mengoreksi paham mesianitas politis ini. Mesias bukan melulu membebaskan bangsa dari penjajahan, tetapi Mesias adalah Putera Allah yang akan membebaskan umat manusia dari penjajahan dosa mereka.

Maka Mesias itu lebih berkuasa daripada Daud, raja Israel. Bahkan Daud sendiri menyebut Mesias itu sebagai Tuanku. “Tuhan bersabda kepada Tuanku; Duduklah disisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu kutaruh di bawah kaki-Mu.”

Mesias lahir bukan hanya untuk satu bangsa, tetapi untuk seluruh bangsa manusia yang terbelenggu oleh dosa.

Ia akan datang untuk mengangkat manusia yang menderita karena dosa. Allah yang setia sejak awal mula selalu membimbing manusia yang jatuh dalam dosa.

Kita diselamatkan oleh Kristus Sang Mesias agar selamat kembali kepada Bapa, asal usul hidup kita. Marilah kita mengikuti Sang Mesias Yesus junjungan kita.

Pergi ke sawah memetik tomat.
Dibuat juice menjadi lima gelas.
Jika kita mau selamat dunia akherat,
Mari ikut jalan Yesus Sang Mesias.

Banyuaeng, semoga bahagia…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr