DALAM Kitab Hukum Kanonik ada istilah Sanatio in radice, yang berarti penyembuhan pada akar.

Ada sebuah situasi dalam perkawinan yang tidak ideal. Sanatio in radice adalah usaha untuk membereskan perkawinan yang cacat atau tidak ideal itu.

Situasi perkawinan itu sedang “sakit”, maka dimungkinkan ada penyembuhan pada akarnya.

Dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan orang yang sakit lumpuh itu sampai ke akar-akarnya.

Yesus tidak hanya menyembuhkan secara fisik saja. Yesus menyembuhkan akar dari kelumpuhan itu yakni dosa.

Orang Yahudi berpandangan bahwa orang lumpuh, orang buta, orang tuli digolongkan sebagai pendosa.

Karena mereka berdosa, maka Allah menghukum mereka dengan segala penyakit itu. Kondisi “celaka” itu diakibatkan oleh dosa mereka.

Pandangan ini tersirat dalam dialog ini, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga dia dilahirkan buta?” (Yoh 9:2).

Yesus ingin meluruskan pandangan orang banyak yang keliru. Ini dulu yang harus disembuhkan.

Maka Dia mulai dengan akar masalahnya. Dia berkata kepada orang lumpuh itu, Percayalah, anakKu, dosamu sudah diampuni.”

Orang lumpuh itu sudah tercemar oleh gagasan dosa yang membuatnya bernasib celaka. Maka Yesus berkata, “dosamu sudah diampuni.”

Tentu saja hal ini menggemparkan banyak orang. Yesus dituduh menghujat Allah. Dengan berkata begitu, Yesus ingin menunjukkan bahwa Dia punya kuasa mengampuni dosa karena Dia adalah Putera Allah.

Maka kalau Yesus mampu mengampuni dosa – karena Dia adalah Putera Allah – pastilah dengan mudah Ia menyembuhkan kelumpuhan fisiknya.

Begitulah orang lumpuh itu bangun, mengangkat tilam dan pulang ke rumahnya.

Kita harus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Dia berkuasa mengampuni dosa dan menyembuhkan penyakit.

Kita juga belajar bahwa niat baik tidak selalu diterima dengan baik. Tetapi Yesus menegaskan untuk tidak berhenti berbuat baik kendati ditolak, dicurigai dan dibenci. Kebaikan tetaplah kebaikan walaupun disikapi negatif oleh orang lain. Jangan surut untuk terus berbuat baik.

Marina menari di atas menara
Jatuh terpeleset terbawa angin surga
Ayo terus berbuat baik untuk sesama
Tak perlu surut walau sering dicuriga

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr