FRANSISKUS lahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya di Asisi taggal 5 Juli 1182. Namun akhirnya ia meninggalkan segala kekayaan warisan keluarga untuk hidup miskin demi Kerajaan Allah.

Cara hidupnya sangat berlawanan dan bahkan melawan arus umum. Ia menghayati cara hidup Yesus yang miskin dan tidak tergantung dari hal-hal duniawi. Tetapi justru banyak orang tertarik dan mengikutinya.

Dalam sebuah peziarahan ke Roma, ia mendapatkan visiun/penglihatan. Yesus menyuruhnya untuk membangun gerejaNya. Awalnya ia tidak mengerti maksud penglihatan itu. Dipikirnya disuruh membangun fisik gereja.

Akhirnya ia mendapatkan pencerahan bahwa gereja yang dimaksud Tuhan adalah jemaatNya. Bersama pengikutnya, ia minta ijin Paus untuk mendirikan ordo.

Dengan ordonya Fransiskus membangun jemaat dengan melayani orang-orang miskin dan berkotbah mewartakan Injil membawa perdamaian.

Fransiskus menjadi inspirasi banyak orang untuk mewartakan perdamaian, toleransi, mencintai lingkungan hidup dan segala makhluk.

Hari ini Yesus berkata, “Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku, dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

Belajar dari pengalaman Fransiskus, dia tidak menolak panggilan Tuhan, kendati panggilan itu berlawanan dengan keluarga dan masyarakat. Ia mendengarkan suara Tuhan. Maka ia juga diterima oleh banyak kalangan.

Bahkan yang berlainan keyakinan sekalipun. Ia menghayati kemiskinan untuk bisa merangkul semua orang. Bagi mereka yang menerima pewartaan Fransiskus, akan mengalami damai, ketenangan hidup, sukacita, persaudaraan dan Allah akan memberkatinya. Mereka yang mendengarkan kalian, mereka juga mendengarkan Daku.

Mari kita berani mengandalkan Allah semata-mata. Hidup miskin berarti hanya menggantungkan hidup kepada Allah saja. Segala usaha kita hanya Allah jaminannya.

Dari Imogiri naik ke Puncak Becici
Menikmati hutan pinus yang rindang daunnya
Marilah meneladan Fransiskus Asisi
Berani miskin demi mengasihi Allah dan sesama

Cawas, love of my life
Rm. A. Joko Purwanto Pr