ADEGAN sangat mengharukan dari Film Not One Less adalah ketika guru kecil Wei menangis di depan sorot kamera. Ia mengungkapkan kesedihan sekaligus kerinduannya untuk menemukan muridnya yang hilang yaitu Zhang Huike. Murid nakal ini pergi dari sekolah dengan maksud mencari kerja di kota. Tetapi karena masih kecil dan tidak punya skill apa-apa, ia justru menjadi gelandangan di jalan-jalan. Secara kebetulan ia sedang mengemis di warung makan. Ia melihat siaran televisi, dimana gurunya menangis mencarinya dengan susah payah.

Zhang Huike telah ditemukan. Mereka pulang ke desa dengan sukacita. Banyak bantuan untuk sekolah dibawanya juga. Murid-murid di sekolah itu bersukacita menyambut kembalinya Guru Wei bersama anak yang hilang, Zhang Huike itu.

Anak-anak itu mengungkapkan sukacitanya dengan menulis di papan dengan kapur warna warni. Baru kali itu mereka melihat ada kapur beraneka warna. Satu per satu mereka maju menuliskan satu kata: Langit; Kebahagiaan; Air; Nama; Ketekunan.

Li Meyling murid paling kecil, dengan dibopong Guru Wei menulis di papan, “bunga”. Sedang Zhang Huike dengan penuh gembira menuliskan perasaannya, “Bu Guru Wei”. Semua anak bersukacita karena murid yang hilang telah diketemukan.

Menghadapi kegundahan kaum Farisi yang bersungut-sungut karena Yesus bergaul dengan para pendosa dan makan bersama dengan mereka, Ia menceritakan perumpamaan tentang seekor domba yang hilang dan diketemukan lagi.

Ia mengungkapkan bagaimana perasaan seluruh isi surga bersukacita karena satu orang berdosa bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.

Kadang kita ini mudah irihati jika melihat keberuntungan orang lain. Kita menilai diri paling pantas. Kita senang melihat orang lain celaka. Kita berharap kalau ada orang berdosa itu ya sengsara hidupnya. Sebaliknya,Yesus justru senang melihat orang berdosa bertobat, kembali menjadi orang baik.

Bisa gak kita ini seperasaan dengan Yesus? Bersukacita melihat orang lain bertobat. Senang melihat orang lain berhasil bangkit. Ikut bergembira jika orang lain makin baik dan beruntung hidupnya. Jangan galau dan bersungut-sungut seperti orang Farisi.

Cuci mata di sepanjang jalan Braga.
Beli celana jean di jalan Cihampelas.
Bergembira melihat orang lain bahagia.
Kita sehati dengan Tuhan yang berbelas.

Cawas, dulu sobat ambyaar, kini sobat ngebyaar. Selamat jalan Dalang Seno….
Rm. Alexandre Joko Purwanto