SEKARANG ini sedang musim tanam padi di Cawas. Petani-petani tidak lagi menggarap sawah memakai cangkul atau kerbau untuk membantu mengolah tanah.

Semua sudah diganti dengan mesin. Mengolah sawah dengan mesin. Memanen pun diganti oleh mesin. Tidak butuh waktu lama, tetapi cukup sebentar saja, gabah tahu-tahu sudah masuk ke karung-karung dengan bersih.

Di pedalaman Kalimantan, orang memanen padi masih mengunakan ani-ani. Ibu-ibu memetik satu demi satu batang padi, sehingga butuh waktu yang lama. Banyak tenaga dibutuhkan untuk menggarap ladang. Ada musim bakar ladang, masa “nugal” beramai-ramai saling bergotong-royong.

Orang sekampung turun untuk menggarap ladang. Industrialisasi pertanian belum menyentuh masyarakat pedalaman. Masih membutuhkan tenaga manusia yang banyak untuk menggarap ladang.

Suasana kebersamaan, kerjasama, gotong-royong masih sangat terasa. Kerukunan antar warga sangat kental. Adat istiadat dikerjakan bersama. Semua ikut terlibat demi kehidupan bersama.

Dalam Injil, Yesus berkeliling mewartakan Kerajaan Allah kemana-mana. Sambil mengajar, Ia menyembuhkan banyak orang sakit. Ia tergerak oleh belaskasihan kepada mereka yang menderita.

Melihat orang banyak itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Maka mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Lalu Yesus memanggil keduabelas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh jahat, melenyapkan segala penyakit dan mengutus mereka mencari domba yang hilang.

Ia mengundang kita untuk ikut terlibat membantu di ladang menuai tuaian. Karya Allah di dunia ini butuh keterlibatan kita. Ada banyak bidang garapan yang perlu kita tangani. Kita telah diberi oleh Tuhan dengan cuma-cuma, maka kita pun diajak untuk membagikannya dengan cuma-cuma.

Dunia ini adalah ladang Tuhan. Ia membutuhkan banyak pekerja untuk menggarap dan mengolahnya, bukan merusaknya.

Maukah kita ikut terlibat untuk merawat bumi sebagai rumah kita bersama? Maukah kita berbagi karena kita telah diberi oleh Tuhan dengan cuma-cuma?

Menanam ubi dan jagung di satu tempat.
Ubinya tumbuh besar berlipat-lipat.
Kita dipanggil terlibat berbagi berkat,
Agar dunia dan banyak orang selamat.

Cawas, menanam jagung di kebun kita,
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr