“Taize, Oase Kasih Persaudaraan”

SEBELUM mengikuti acara World Youth Day di Paris, saya punya waktu istimewa berkunjung di Taize, desa kecil di Burgundy, Perancis. Dari Stasiun Gare Montparnasse Paris saya naik kereta api menuju Stasiun Macon. Dari depan stasiun sudah ada bus yang menuju ke Taize.

Tinggal bersama di komunitas Taize dalam keheningan yang penuh sukacita membuat hati ini terasa tentram dan damai. Doa dengan nyanyian menambah suasana batin meluap penuh kegembiraan. Keheningan Taize seperti sebuah oase yang dalam di tengah padang pasir kehidupan.

Doa hening, meditasi kitab suci dan nyanyian-nyanyian lembut nan syahdu menjadi oase iman yang menyuburkan. Kasih persaudaraan dengan semua orang adalah buah-buah nyata dari oase Taize. Keheningan Taize menjadi sumber pengolahan diri dan tempat menimba inspirasi hidup.

Hari ini Yesus mengajak para murid-Nya untuk masuk dalam keheningan. “Marilah kita pergi ke tempat sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak.”

Kesibukan adalah godaan manusia zaman sekarang. Hiruk pikuk dunia menggoda kita untuk terus bekerja dan bekerja. Kadang kita lupa untuk mengambil waktu hening sebentar. Orang dikejar-kejar oleh pekerjaan.

Seperti seorang penebang kayu, dia butuh waktu sebentar untuk istirahat, agar kekuatannya bertambah. Kayu yang besar itu tidak akan rubuh jika si penebang terus mengayunkan kapaknya. Tenaganya akan habis, sementara kayu tetap tegak berdiri. Jika ia mau berhenti sejenak, diam dan hening, maka tenaga baru akan berlipat ganda.

Keheningan adalah waktu untuk mengambil jarak sebentar dari segala kesibukan. Keheningan adalah oase yang akan memberikan daya kekuatan besar.

Banyak orang zaman sekarang takut masuk ke dalam keheningan. Sebetulnya ia takut berhadapan dengan dirinya sendiri. Dalam hening, orang akan berjumpa dengan dirinya dan Tuhan. Itulah yang kadang menakutkan.

Kesunyian atau keheningan adalah kesempatan untuk mengolah batin. Hening adalah oase dimana kita menimba kekuatan baru untuk tugas dan tanggungjawab kita. Mari kita berani memasuki keheningan batin.

Pergi ke sungai membawa pancing.
Kita tangkap ikan arwana.
Mari masuk ke doa hening.
Kita makin dekat dengan Sang Sabda.

Cawas, jalan-jalan happy….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr