ZAMAN dulu kalau anak mau diterima di sekolah favorit harus berjuang sekuat tenaga, belajar tekun dan rajin supaya hasil kelulusan dapat nilai tertinggi.
Harus bersaing dengan banyak calon dan kalau bisa masuk di sekolah favorit itu suatu kebanggaan. Sekarang suasana seperti itu lenyap karena kebijakan zonasi yang diberlakukan pemerintah.
Maksudnya sih supaya ada pemerataan. Anak-anak pinter jangan menumpuk di satu tempat saja. Anak tidak perlu bersusah-susah bersaing dengan orang lain, asal dia masuk di zonasi sekolah itu, pasti diterima.
Apalagi kalau sekolah itu kekurangan murid, dia akan menerima siapa pun dan berapa pun nilai raportnya.
Tidak ada semangat “magis” untuk mencapai sesuatu yang maksimal. Yang ada adalah semangat minimalis. Tidak mau berusaha lebih tekun, giat, kerja keras dan bermental baja.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menuntut murid-muridNya bermental “magis”. Dia berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga.”
Untuk masuk kedalam kerajaan surga itu memang sulit. Kondisi itu diumpamakan seperti seekor unta masuk ke dalam lubang jarum. Maka kalau kita tidak bisa menjadi yang terbaik, kita akan tergerus dan hanyut terlindas.
“Jika hidup keagamaanmu TIDAK LEBIH BENAR,” itulah mental magis yang diajarkan Yesus. kita harus berusaha lebih dari orang lain.
Lebih baik, lebih jujur, lebih murah hati, lebih mengasihi dan banyak hal-hal lebih lainnya. Tolok ukur menjadi lebih tidak hanya kaum ecrek-ecrek saja.
Tolok ukurnya adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang memang jago dalam soal keagamaan.
Kalau mereka itu ahlinya, maka kita harus menjadi ahlinya para ahli, “core of the core” (Istilahnya Pak Ndul).
Kalau jadi orang Katolik di Indonesia, yang jumlahnya hanya sedikit, mentalnya kaum ecrek-ecrek seperti mental Inlander, habislah kita.
Jadilah garam. Jadilah terang. Tunjukkan mental magismu. Jangan mudah menyerah. Jangan mudah putus asa dan jangan manja.
Jika hidup kita tidak lebih baik dari orang lain, jangan harap kita akan didengar atau dipakai. Begitulah jadi orang katolik. Begitulah tuntutan Yesus pada para muridNya.
Di depan ada anggrek merah
Anggrek putih ada di samping rumah
Jadi orang jangan mudah menyerah
Tuntutan Yesus memang sagatlah susah
Cawas, menatap hari cerah
Rm. A. Joko Purwanto Pr