Begawan Ciptaning

ARJUNA melakukan tapabrata dalam Gua Mintaraga di Gunung Indrakila. Ia mengganti nama menjadi Begawan Ciptaning.

Ia digoda oleh tujuh bidadari cantik dari Kahyangan. Dengan kemolekannya mereka mencoba menggagalkan niat Sang Begawan. Namun mereka tidak berhasil dan dihukum menjadi tujuh warna pelangi.

Godaan kedua datang seorang tua renta jelmaan Batara Indra. Ia menguji batin Ciptaning dengan pertanyaan, “Apa gunanya tapa brata jika hanya mencari keindahan dunia, sekedar mencari kebutuhan pribadi dan keluarga?”

Ciptaning menjawab, “Tapa brataku bukan untuk mencari keindahan dunia, tetapi untuk mengukuhkan darmaku sebagai ksatria yang harus membela kebenaran. Aku bertapa bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi mencari jalan kebenaran di tengah masyarakat.”

Godaan ketiga adalah “Celeng” atau babi hutan jelmaan raksasa Mamang Murka. Celeng itu dapat dibunuh oleh dua ksatria yang juga mau mengganggu Arjuna.

Dua ksatria itu takhluk di hadapan Arjuna, dan mereka menjelma menjadi Batara Guru dan Batara Narada. Arjuna atau Begawan Ciptaning diberi hadiah panah Pasopati.

Pasopati berarti paso dan pati. Paso atau phasu artinya hewan. Pati artinya mati. Jadi Pasopati bermakna nafsu hewani yang telah mati di dalam jiwa manusia.

Dengan Pasopati, Arjuna berhasil mengalahkan angkara murka dan menegakkan kebenaran di dunia sebagai ksatria.

Setelah dibaptis, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Selama empatpuluh hari Dia berpuasa dan dicobai iblis.

Godaan pertama berupa kenikmatan inderawi. Soal makan minum kebutuhan dasar manusia.

Godaan kedua soal kekuasaan. Iblis berkata, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu.”

Godaan ketiga soal prestasi, harga diri. Namun semua godaan itu ditolak tegas oleh Yesus.

“Hanya kepada Allah saja, engkau harus berbakti.”

Setelah mengalahkan iblis, Yesus berkarya mewartakan kebenaran Kerajaan Allah di dunia.

Masa Prapaskah ini bisa juga diartikan sebagai masa bertapa. Ada banyak godaan yang berusaha menggagalkan puasa kita.

Namun jika kita teguh seperti Yesus, kita akan mempunyai daya untuk mengalahkan nafsu-nafsu duniawi.

Mari kita setia mengikuti Yesus, Guru dan Junjungan kita.

Kalau kamu jalan-jalan ke Mandalika,
Jangan lupa mengajak saya sama dia.
Ada banyak godaan menghadang kita.
Jangan terkecoh bujuk rayuan manisnya.

Cawas, rayuan menggoda….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr