KISAH nyata penuh inspiratif seorang bernama Manjhi. Kisah itu telah diangkat dalam film berjudul “Manjhi – The Mountain Man” oleh sutradara India bernama Ketan Mehta.

Berdasarkan pada kisah nyata, film ini membawa kisah Manjhi menjadi terkenal di seluruh dunia sekitar tahun 2015.

Menurut laporan Hindustantimes, Dasrath Manjhi mulai membelah gunung berbatu seluas 91 meter ketika dia terlambat membawa istrinya, Falguni, ke rumah sakit pada tahun 1959.

Manjhi mulai menghabiskan 22 tahun menggali, memecahkan batu menggunakan kapak sampai penduduk desa mengatakan dia gila.

Mengabaikan hinaan dari orang-orang desa, Manjhi akhirnya berhasil mengurangi jarak 70 kilometer dari Gehlaur ke Wazirgang, dan kini hanya butuh satu kilometer dari desanya ke rumah sakit.

Kalau orang tidak mempunyai iman yang kuat, pasti tidak bisa melakukan pekerjaan yang tidak masuk akal itu.

Hari ini Yesus berkata, “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar bisi sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Terbentunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’ dan pohon itu akan menuruti perintahmu.”

Dengan iman, gunung pun dapat dipindahkan. Biji sesawi itu sangat kecil. Jika iman sebiji sesawi saja bisa memindahkan gunung, apalagi kalau iman itu sungguh kuat.

Manjhi dapat menjadi contoh bagi kita, bahwa tidak ada hal yang mustahil jika kita mempunyai iman yang kuat. Iman itu tertanam dalam niat yang kuat.

Niat yag kuat menggerakkan kita menjadi sebuah tindakan, karya, kerja yang nyata. Kalau tindakan itu kita lakukan terus menerus maka terciptalah habitus atau karakter diri.

Marilah kita mohon iman kepada Tuhan. Iman kita tanamkan dalam niat yang kuat. Niat kita wujudkan dalam tindakan nyata.

Iman akan menjadi perbuatan. Perbuatan akan menjadi habitus. Habitus akan menjadi karakter. Gunung setinggi apa pun bisa ditembus seperti usaha Manjhi itu.

Batu itu adalah benda yang berat
Terkena tetesan air menjadi lemah
Tuhan berilah kami iman yang kuat
Semua akan menjadi kenyataan yang indah

Jakarta, menuju ke kota suci
Rm. A. Joko Purwanto Pr

(Maaf renungan awal yg terlanjur terkirim keliru bacaan Injilnya)