KALAU kita mau memasukkan anak ke sekolah tertentu, pasti ada syarat-syaratnya. Misalnya; harus mengikuti aturan sekolah yang bersangkutan, menjaga nama baik sekolah, tidak boleh bolos, tidak boleh merokok atau narkoba, dan lain sebagainya.

Siswa harus mengikuti aturan sekolah dan berani meninggalkan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan sekolah. Kepentingan sekolah harus lebih diutamakan daripada hal-hal lainnya.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang syarat menjadi murid Yesus. “Jika seseorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.”

Kata “tidak membenci bapanya” harus dibaca dalam kasanah bahasa Semit di daerah Timur tengah. Maksudnya adalah melebihkan.

Yang mau ditekankan adalah bahwa siapa pun juga yang menjadi penghalang dari komitmen mau menjadi murid Yesus harus ditinggalkan.

Menjadi murid Yesus harus komit dan lebih memilih mengikutiNya daripada hal-hal lain. Jadi jangan dibaca mentah-mentah. Karena itu, kata “membenci” berarti “tidak terlalu memilih” untuk jadi muridNya.

Menjadi murid Yesus adalah suatu keputusan untuk berani total mengikutiNya. Karena ini adalah keputusan, maka harus dipertimbangkan masak-masak.

Keputusan ini harus didasari kebebasan dan kedewasaan pribadi. Tidak hanya ikut arus seperti bebek. Maka Yesus memberi dua perumpamaan untuk menjelaskan hal ini. Pertama tentang membangun rumah.

Orang yang mau membangun rumah tidak akan memulai jika ia tidak tahu total biayanya. Apakah dengan uang yang ada, ia bisa menyelesaikan proyek ini atau tidak. Jangan sampai nanti mangkrak seperti Hambalang.

Kedua, tentang raja yang mau maju berperang. Raja yang bodoh, jika mau maju perang tidak berhitung dulu semua kekuatannya.

Berapa prajurit yang disiapkan, berapa dana yang tersedia, alat perangnya mencukupi atau tidak. Kalau sekiranya persiapan tidak matang lebih baik jangan menantang perang.

Hal pokok yang diajarkan Yesus adalah jika mau mengikutiNya, pertimbangkan masak-masak, karena tuntutan menjadi muridNya mengharuskan orang total berkomitmen.

Orang harus berani meninggalkan segala-galanya agar Yesus juga menjadi segala-galanya. Orang harus berani mengutamakan Yesus di atas segala-galanya. Beranikah kita?

Harus makan banyak serat
Biar sehat jiwa raga
Ikut Yesus itu berat
Karena keselamatan itu jaminannya

Cawas, pada suatu malam.
Rm. A. Joko Purwanto Pr