SERING terlihat di tempat pengisian bahan bakar, petugas menawari kwitansi kosong kepada sopir di depan antrianku. Ketika sampai giliranku, dia pun bertanya hal yang sama. Aku bertanya kepadanya, “kenapa mas nawarin kwitansi kosong tadi?”
“Ah kita semua sudah tahu mas, orang sering minta kwitansi kosong. Kan bisa ditukarkan ke kantor. Ngisi 200 ribu nanti nulis sendiri di kwitansi 300 ribu. Gitu mas caranya cari tambahan.”
Pernah juga saya diajak acara dinas di rumah makan. Pegawai yang mentraktir kami itu minta kwitansi kosong kepada petugas kasir setelah dia membayar semua makanan yang dipesan. Selidik punya selidik, kwitansi itu bisa dilipatgandakan jumlahnya untuk dimintakan ganti ke kantornya. Mereka bisa mengatakan ada tamu dinas atau service tamu dari pusat. Nominalnya bisa membengkak dari yang sebenarnya.
Saya jadi berpikir, apakah ada hubungannya ya, kita dulu sering diberi dongeng tentang Kancil Mencuri timun oleh kakek nenek kita. ada banyak kisah tentang binatang kancil yang licik, tidak jujur, pandai menipu dan memanipulasi. Dongeng itu membekas dalam ingatan, kemudian terinternalisasi dalam perilaku menjadi kebiasaan. Tindakan tidak jujur itu lalu diamini di tengah masyarakat. Pembiaran seperti itu menjadi bencana akut di masyarakat kita. jangan heran kalau kita sulit mengatasi korupsi, walau KPK sudah bekerja keras.
Dalam Injil, bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia bertindak cerdik. Bukan ketidakjujurannya yang dipuji, tetapi kecerdikannya. Ia cerdik memanfaatkan tugasnya untuk menyelamatkan dirinya di masa depan. Ia menabur kebaikan kepada orang lain, agar kelak dia diterima dan dibantu oleh orang-orang yang berhutang budi padanya.
Meniru apa yang dikatakan Bu Tejo, “Jadi orang itu mbok yang solutip.” Bendahara itu mencari solusi bagi hidupnya, agar kelak ketika dipecat, ia tidak sengsara. Ia berpikir ke depan supaya tidak MADESU (Masa Depan Suram) tetapi MADECE (Masa Depan Cerah).
Kecerdikan seperti itu mestinya juga kita pakai untuk keselamatan kekal, bukan hanya kebaikan di dunia ini. Yesus berkata, ”Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”
Mari kita sebagai anak-anak terang juga bisa cerdik menempuh jalan kebaikan demi keselamatan di masa depan.
Ayolah cepat-cepat mudik,
Jangan lama-lama di perantauan.
Jadilah orang yang cerdik.
Supaya kita boleh diselamatkan.
Cawas, 4 x dapat reward…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr