PADA tanggal 28 Juni 2019 Keuskupan Agung Semarang menuai pekerja-pekerja dengan ditahbiskannya 4 imam baru.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengatakan bahwa jumlah imam diosesan KAS sekarang ada 222 imam. Seiring dengan itu jumlah umat makin bertambah dengan dibukanya paroki-paroki baru.

Selain dibutuhkan di paroki, karya kategorial juga makin terbuka. Karya misi di luar KAS dan study di luar negeri juga harus dipersiapkan.

Dalam kotbahnya di Seminari Tinggi Kentungan, Bapak Uskup masih meminta keluarga-keluarga untuk mendorong putra-putranya menjadi imam.

Gereja masih sangat membutuhkan orang-orang muda menanggapi panggilan Tuhan. “Apakah bapak ibu siap merelakan putra-putranya menjadi imam?”

Umat menjawab dengan lantang, “Siaaapp.”
“Betul?”. “Betuuull” jawab umat serempak. “Tenan lho yaaa, nanti saya tagih lho yaaaa.”

Bacaan hari ini, Tuhan menunjuk 70 murid untuk diutus pergi berdua-dua. Mereka diminta mempersiapkan kedatanganNya.

KataNya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.”

Mewartakan Kabar Gembira adalah tugas kita bersama. Gereja adalah kita. kita adalah Gereja. Imam berasal dari keluarga-keluarga.

Penguatan kepada keluarga sangat diperlukan agar semangat misioner juga dimiliki oleh keluarga.

Keluarga misioner berarti keluarga yang rela dan berani menyumbangkan anak-anaknya menjadi imam, bruder, suster bagi perutusan gereja. Bu Tardi – tetangga saya – menyumbangkan 3 anaknya menjadi romo dan suster.

Rm. Kusmartono SCY itu punya 3 saudara masuk anggota Dehonian (SCY). Romo Sutadi Pr itu adiknya menjadi Uskup di Pangkal Pinang.

Di Sedayu keluarga Ibu Hardjodisastro (alm) mempersembahkan 4 anaknya; Rm. Suitbertus (alm), Mgr. Suharyo, Sr. Chatarine FMM, Sr. Magda.

Keluarga misioner adalah keluarga yang ikut memikirkan perutusan gereja.

Baik kiranya ajakan Yesus itu menjadi doa dalam keluarga, “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.”

Apakah dalam doa bersama di keluarga, kita pernah meminta kepada Tuhan? Jangan-jangan kita berdoa bagi anak orang lain, tetapi enggan merelakan anak-anak kita dipakai Tuhan untuk bekerja di ladangNya.

Marilah kita tanamkan mental misioner ini di dalam keluarga kita.

Makan nasi dengan peyek teri
Campur gudeg dibikin dari gori
Mintalah maka akan diberi
Berilah maka akan makin dilimpahi

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr