Ambrosius dipilih menjadi uskup karena kebutuhan zaman. Ia tidak belajar telogi, namun study hukum, retorika dan sastra. Ia mengikuti karier ayahnya sebagai walikota. Ia menjadi pemimpin di Milan dan makin kesohor di wilayah Romawi.

Saat itu Tahta uskup di Milan kosong. Ada dua kelompok yang berebut tahta yakni Kelompok Trinitarian dan bidaah Arian. Perseteruan ini membikin gaduh umat sehingga terjadi perpecahan.

Ambrosius hadir ingin menengahi mereka. Tetapi umat berteriak-teriak, “Ambrosius uskup. Ambrosius uskup.” Paus setuju agar Ambrosius menerima kehendak umat. Ambrosius dengan keras menolak pengangkatannya ini karena ia sama sekali tidak siap.

Ia bukan seorang imam dan tidak memiliki pendidikan teologis. Namun umat terus mendesaknya; gubernur Milan dan bahkan kaisar pun memintanya untuk menerima keputusan tersebut.

“Suara rakyat adalah suara Tuhan” begitu kata mereka. Ambrosius kamudian dengan besar hati menerima pilihan umat kota Milan. Ia menjadi pemimpin gereja yang baik dan pujangga gereja yang pemikirannya tetap terwariskan sampai sekarang.

Melihat orang banyak yang mengikutiNya, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Maka Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Tuaian memang banyak tetapi pekerjanya sedikit. Maka mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Uskup Ambrsius menyatukan umat dan membawa domba-dombanya kembali kepada Kristus. Dia dibutuhkan oleh umat yang mengharapkan ada gembala baik bagi kawanan.

Banyak domba-domba yang terlantar, yang membutuhkan pendampingan para gembala. Banyak domba-domba yang tercecer di berbagai tempat membutuhkan pemimpin yang bisa menyatukan mereka.

Oleh karena itu Yesus mengajak kita untuk meminta agar diberi gembala-gembala yang peduli dengan keadaan dombaNya.

Gereja masih membutuhkan pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Maka Tuhan meminta kita untuk berdoa agar dikirimkan pekerja-pekerjanya.

Apakah ada di antara orang-orang muda yang mau menanggapi panggilan Tuhan, bekerja di kebun anggurNya?

Marilah kita selalu meminta kepada Sang Pemilik kebun anggur.

Sore-sore datanglah hujan
Ular keluar dari sarangnya
Marilah kita meminta kepada Tuhan
Untuk pekerja-pekerja di ladangNya

Cawas, ada ular keluar dari sarang.
Rm. A. Joko Purwanto Pr