Ibu Hamil yang Ditandu
TIYAH, yang sedang hamil akan melahirkan bayinya. Jalan di desa Barunai Kecamatan Cihara, Lebak Banten itu sangat buruk. Tiyah harus digotong dengan sarung oleh beberapa pemuda menuju ke puskesmas kecamatan. Tidak ada mobil yang bisa masuk wilayah itu karena jalan yang rusak. Tiyah harus ditandu beramai-ramai melewati jalan buruk.
Peristiwa itu direkam oleh Badrudin dan diunggah di medsos sehingga viral. “75 tahun merdeka kapan merasakan indahnya jalan. Yang mau melahirkan pun digotong menggunakan bambu dan sarung. Helo pemerintah setempat apa kabar. Kampung Bitung, Desa Barunai, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten. Mana sumpah untuk mengayomi rakyat,” tulis Badru dalam status FB.
Unggahan itu ternyata membuat berang pihak pemerintah desa. Pada Senin (2/11), Badru kemudian dibawa ke balai desa dengan kawalan RT dan langsung dibawa ke Polsek Panggarangan. Berdasarkan keterangan pihak keluarga, kepala desa tidak terima atas video yang viral tersebut, bahkan dinilai mencemarkan nama baik. Badru terpaksa menginap dua malam di kantor polsek.
Dalam Injil dikisahkan beberapa orang mengusung orang lumpuh di atas tilamnya. Karena saking banyaknya orang yang berkumpul di rumah itu, mereka tidak bisa masuk. Mereka naik ke atas rumah dan membongkar atapnya dan menurunkan si lumpuh tepat di depan Yesus. melihat usaha mereka, Yesus berkata, “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.”
Para ahli Taurat dan orang Farisi malah berprasangka buruk. Mereka menuduh Yesus menghojat Allah. Yesus tidak ambil pusing dengan tuduhan itu. Ia justru menyembuhkan si lumpuh itu dan menyuruhnya mengangkat tilamnya. Makin geramlah hati orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu. Seolah-olah mereka seperti ditampar mukanya. Mereka seperti dipermalukan di depan banyak orang.
Berbeda dengan orang-orang yang menolong si lumpuh itu. Mereka tidak disebut namanya. Mereka tidak ingin dikenal dan diketahui. Mereka tidak ingin pamer kebaikan. Mereka itu bisa siapa saja, anda, sampeyan, you, rika, oko, kita. Yang penting bagi mereka adalah menolong. Mereka tidak ingin diingat namanya.
Orang Farisi dan ahli kitab itu hanya sibuk menghakimi, berprasangka buruk, berpikir negatif terhadap orang lain. Mereka iri hati. Kebaikan orang justru dianggap mencemarkan status mereka, membuat malu atau hilang muka.
Di masa Advent ini, buanglah prasangka buruk, negative thinking. Marilah berbuat baik tanpa harus diketahui atau dilihat banyak orang.
Luka sedikit terasa perih.
Dipijit-pijit enak rasanya.
Marilah menolong tanpa pamrih.
Tuhan pasti mengetahuinya.
Cawas, naik sepeda Gazelle…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr