Bima berguru pada Durna. Dia ingin mencari sejatinya hidup. Dia akan diwejang kebenaran sejati kalau dapat menemukan banyu suci perwitasari.

Bima harus menuju dasar samudera. Di dasar samudera itu ia berjumpa dengan Dewa Ruci. Sang Hyang Marbudeng Rat. Bima diminta masuk ke diri Dewa Ruci.

Di dalam diri Dewa Ruci itu, Bima mengalami kebahagiaan hidup yang sejati. “manunggaling kawula Gusti yakni menyatunya Allah dan manusia.

Perjumpaan dengan Allah itu membuat kebahagiaan sejati. Bima tidak ingin kembali ke dunia nyata. Tetapi Dewa Ruci memerintahkan Bima keluar karena dia harus memenuhi tanggungjawabnya sebagai ksatria yang harus berjuang membela keadilan dan kebenaran.

Bima harus keluar dari samudera raya dan kembali hidup di tengah dunia nyata. Seorang ksatria harus menjalani kewajibannya menegakkan keadilan dan kebenaran.

Petrus dan dua temannya diajak Yesus naik ke sebuah gunung. Di situ mereka melihat kemuliaan Tuhan yang bersinar seperti matahari. Lalu nampaklah Musa dan Elia bersama dengan Yesus.

Petrus sangat bersukacita. Ia ingin mendirikan tiga kemah untuk Yesus, Musa dan Elia. Kegembiraan yang meluap itu sering membuat lupa.

Harusnya kemahnya enam, bukan hanya tiga. Saking gembiranya Petrus sampai lupa diri. Kegembiraan yang memabukkan.

Dalam luapan kegembiraan kita harus tetap waspada, sadar diri, menguasai panca indera dan hati kita. Peristiwa itu mau menyatakan atau mewahyukan sesuatu.

Sesuatu itu adalah suara yang keluar dari awan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Yesus menyatakan diri siapakah Dia sesungguhnya. Dialah Anak Allah yang terkasih.

Kita diperintahkan untuk mendengarkan Dia. Pesan yang paling penting adalah mendengarkan Yesus, Anak Allah yang dikasihi Bapa.

Yesus masih berpesan, “Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”

Pengalaman transendental itu tidak boleh diobral sembarangan. Karena Yesus yang mulia itu hanya dapat dimengerti lewat peristiwa salib.

Para murid diajak kembali ke dunia nyata karena di dunialah kita diajak berkarya demi keadilan dan kebenaran.

Bersusah-susah naik Galunggung
Pulang kembali lewat Tasikmalaya
Yesus yang mulia di atas gunung
Mengajak kita kembali ke dunia nyata

Cawas, sing eling lan waspada
Rm. A. Joko Purwanto Pr