NANCY EDISON sejenak terkejut ketika membaca surat dari guru kelas dimana anaknya belajar. Tulisan guru itu berbunyi, “Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk menariknya dari sekolah.”

Nancy terhenyak sejenak. Namun ia kemudian menguatkan hatinya, “Anak saya, Tommy, bukan anak yang bodoh. Saya sendiri yang akan mengajar dan mendidik dia.”

Tommy kecil yang dinilai bodoh itu adalah Thomas Alva Edison, sang penemu lampu pijar, yang menerangi seluruh kota New York. Ia menemukan fonograf, mesin perekam suara yang kemudian dikembangkan menjadi piringan hitam. Ia juga menemukan kinetoskop, awal mula dari proyektor, pemutar film. Ada 1.093 hak paten hasil temuannya.

Anak yang dinilai bodoh dan dungu di kelas itu, oleh Nancy, ibunya dididik dengan sabar di rumah. Ibunya tidak marah anaknya dianggap bodoh. Ia tidak putus asa mendampingi anaknya.

Karena didikannya, Thomas Alva Edison menjadi anak genius yang oleh hasil penemuannya mampu mengubah dunia.

Berbeda dengan sikap Nancy, orang-orang Nasaret itu marah ketika Yesus mengatakan, “Tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” Mereka tidak terima. Mereka bangun, menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.

Yesus mengkritik sikap mereka yang tidak mau percaya kepada-Nya. Yesus menohok mereka dengan pengalaman Nabi Elia dan Nabi Elisa.

Nabi-nabi itu justru membuat mukjijat bagi orang-orang bukan Israel. Seorang janda di Sarfat, dekat Sidon dan Naaman orang Siria.

Di Nasaret pun Yesus juga tidak banyak membuat mukjijat karena ketidakpercayaan mereka.

Memang sulit menerima kritikan. Kita tidak senang jika ada orang menilai kelemahan kita. Namun jika kita mau introspeksi diri, menerima dengan legowo, serta mau bangkit berjuang, pasti ada berkat yang luar biasa. mukjijat bisa terjadi.

Nancy Edison itu tidak marah dan putus asa. Ia tegar dan bangkit mendidik anaknya. Thomas Alva Edison menjadi penemu penting yang mempengaruhi dunia sampai sekarang.

Andai orang-orang Nasaret itu tidak marah dan menolak Yesus, pasti ada banyak mukjijat terjadi di sana.

Mari kita belajar rendah hati, mendengarkan masukan dan kritikan orang. Tidak putus asa jika kita punya kelemahan, tetapi bangkit teguh berjuang.

Jika kelemahan bisa diubah menjadi kekuatan, maka kegagalan itu hanyalah keberhasian yang tertunda.

Sungguh segar minum sereh dan jeruk.
Ditambah lagi dengan sesendok madu.
Jangan mudah putus asa dan terpuruk.
Kritikan adalah cambuk untuk maju.

Cawas, bulan jarang nampak….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr