Disindir Den Baguse Ngarsa

DALAM suatu pentas ketoprak di Pendopo SMKI Jogja, Den Baguse Ngarsa pernah “ngeledek” saya di atas panggung.

Dia bilang sama Kuriman, “Man, Aku ki cerak banget lho karo Romo Joko. Kerep diajak dhahar neng pastoran.

Nek caosan dhahare uenak, ingkung pitik sing gedhi kae, Romo Joko le sembahyang dawaaaa banget. Aku rak ya kiwah-kiwih selak pengin motheng-motheng pitike.
Lha kok dongane ora entek-entek.

Ning nek lawuhe ora ana ki, dongane mung gawe tanda salib karo muni Bapa, Putra, Roh Kudus. Amin ngono je.”

(Man, Aku nih akrab lho sama Rm. Joko. Sering diajak makan di pastoran. Kalau kiriman makan dari umat enak sekali, ayam goreng yang besar, Romo itu doanya puanjaaaangg sekali. Aku kan gak sabar pengin cepat ambil ayamnya. Lha kok doannya gak rampung-rampung.

Tapi kalau gak ada lauknya itu doanya cuma bikin tanda salib cepat-cepat bilang Bapa, Putera, Roh Kudus, gitu thok).

Itu cara Den Baguse Ngarsa ngelawak untuk menghibur umat yang menonton, sehingga mereka tertawa terpingkal-pingkal melihat komentar dan polah mereka di atas pentas.

Yesus tidak sedang “guyon” atau melawak saat mengajar murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa.

Yesus minta para murid untuk tidak meniru doanya orang yang tidak mengenal Allah. Mereka berdoa panjang-panjang bertele-tele.

Allah Bapa itu sudah mengetahui apa yang kita perlukan sebelum memintanya.

Inti doa yang pertama adalah memuji Allah. “Bapa kami yang ada di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.”

Menghormati Allah dengan membiarkan kehendak-Nya terjadi di dalam kehidupan kita. Biarlah Allah merajai hidup kita sehingga Kerajaan-Nya hadir di tengah-tengah kita.

Menguduskan Allah berarti pusat kehidupan kita hanya Allah saja.

Kemudian baru memohon kebutuhan kita; rejeki pada hari ini dan relasi yang baik dengan sesama. Relasi yang baik itu ditandai dengan saling mengampuni satu sama lain.

Kalau kita minta diampuni, maka kita pun harus berani mengampuni sesama.

Apa yang kita lakukan di dunia ini adalah cermin kehidupan kita kelak. Kalau di dunia kita mau mengampuni, nanti di surga Bapa juga akan mengampuni.

Kalau kita mau memberi makan kepada yang lapar, minum bagi yang haus, pakaian untuk mereka yang telanjang, mengunjungi mereka yang sakit dan melawat yang di penjara, maka Allah akan menggantinya dengan berkah.

Doa Bapa Kami adalah doa wasiat Yesus. Doa yang sempurna bagi keperluan kita.

Jika kita mengalami kesulitan berdoa, doa Yesus itu sudah merangkum semuanya.

Tidak usah bertele-tele, karena Allah mengetahui isi hati kita.

Tamansari dihiasi bunga mawar merah,
Dipandang kelihatan indah dan asri.
Orang yang tidak mengenal siapa Allah,
Berdoa tak henti dari pagi sampai malam hari.

Cawas, Kuduskanlah nama-Mu….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr