“Lama Sekaligus Baru”
SEBUAH pesan messenger masuk di HP saya, “Happy Easter Romo” Saya jawab singkat, “Happy Easter juga.” Lalu mulai nyambung dialog, “Romo masih ingat saya?” Waduh pertanyaan sulit ini, “Siapa ya?” Jawabnya, “Saya misdinarnya romo dulu?”
Saya pancing-pancing supaya bisa mengingatnya. “Kamu tinggal dimana?” Jawabnya, “Ketapang romo, Paroki Simpang Dua.” Saya masih belum familier dengan foto profilnya. Lalu dia menambahi, “Dulu kita suka merujak sama-sama di pastoran, romo. Latihan misdinar, latihan menari untuk ngisi acara pesta juga”.
Ia menjelaskan panjang lebar untuk meyakinkan. Dia juga menyebut nama teman-temannya. Ada Celsi, Yasna, Deli, Sherly, Villye, Susanti, Stevi, Selvia dan Mesi. Setelah menunjukkan foto-foto zaman dulu saya baru teringat dan mengenalinya.
Ada yang baru tetapi ada juga yang tak berubah, yakni senyum di bibirnya.
Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya setelah bangkit dari mati. Para murid ketakutan. Mereka mengira melihat hantu.
Yesus meyakinkan mereka. “Lihatlah, tangan dan kaki-Ku. Aku sendirilah ini.” Dia menunjukkan bahwa Diri-Nya masih seperti yang dulu.
Bahkan Dia meminta sepotong ikan goreng untuk dimakan di depan mata mereka. Ada yang lama tetapi juga ada hal yang baru.
Yang baru adalah Yesus membuka pikiran mereka sehingga mereka mengerti isi Kitab Suci dan percaya. Bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati.
Yang juga baru adalah mereka kini diangkat menjadi saksi atas semua peristiwa hidup Yesus. “Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
Saksi untuk apa? Untuk memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Ya, Yesus itu tetap sama sekaligus baru. Ia wafat tetapi bangkit dari mati. Ia hidup secara baru.
Para murid yang sama tetapi kini punya panggilan hidup yang baru. Mereka yang dulu nelayan, dipanggil menjadi murid-Nya, kemudian sekarang murid yang sama ini diutus secara baru menjadi saksi-saksi kebangkitan-Nya.
Kita juga diutus menjadi pewarta kabar kebangkitan oleh Yesus yang sama. Kita juga diperbaharui oleh pembaptisan untuk menjadi saksi-Nya. Sudah siapkah kita?
Matahari bersinar terang.
Menikmati teh poci di pinggir sawah.
Ikut Yesus pasti hati senang.
Hidup jadi gembira dunia jadi indah.
Cawas, teh poci gula batu….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr