Kebaikan yang Dilawan.
SUMANTRI adalah pemuda tampan, gagah dan ambisius. Ia ingin mengabdi pada Rajanya di Maespati. Segala persyaratan telah dipenuhi. Cuma ada satu syarat yang belum bisa dilakukan yakni memindahkan Taman Maerakaca dari Kahyangan ke Maespati. Ia sedih, bingung, takut gagal.
Adiknya, Sukrasrana berwajah buruk seperti raksasa, tetapi hatinya lembut, baik, lurus dan suka menolong. Ia sering disingkirkan oleh Sumantri karena malu mempunyai adik berwajah buruk.
Sukasrana ingin membantu kakaknya yang sedang bingung. Sukasrana bisa memindahkan Taman milik para dewa itu ke Maespati.
Ketika Dewi Setyawati, istri Raja sedang bercengkerama di taman bersama para dayang, ia kaget dan lari ketakutan melihat raksasa berwajah buruk.
Sumantri malu dan marah kepada adiknya. Ia mengusir Sukasrana dari taman. Tetapi Sukasrana tidak mau, karena ia ingin selalu bersama Sumantri, kakak yang dikasihinya.
Sumantri tak bisa menahan amarahnya. Ia membentangkan anak panah untuk menakut-nakuti adiknya. Amarah yang tak terkontrol membuat anak panah di tangan terlepas dan mengenai dada Sukasrana.
Adik yang welas asih, baik, jujur, lurus dan lembut hati itu mati di pangkuan Sumantri.
Yesus dalam amanat perpisahan-Nya dengan para murid memberi nasehat dan mengingatkan mereka, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia, maka dunia membenci kamu.”
Sumantri adalah lambang sifat dunia yang sombong, sok kuasa, cari menangnya sendiri, ambisus, “adigang adigung adiguna,”
Sukasrana lambang kebaikan, tulus hati dan welas asih. Kebaikan dari surga akan selalu dilawan oleh kesombongan dunia. Orang baik akan selalu dijegal, disingkirkan dan dibenci.
Para murid sudah diingatkan karena Yesus sendiri sudah pernah mengalami ditolak, dibenci bahkan dibunuh.
Yesus menyiapkan murid-Nya akan tantangan yang harus dihadapi. “Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.” Kebaikan akan berhadapan dengan kejahatan.
Dalam diri manusia pun akan selalu ada peperangan antara kebaikan dan keburukan. Hati manusia adalah medan pertempuran.
Jika kita memenangkan kebaikan pastilah dunia akan membenci kita. Sukasrana (kebaikan) selalu ingin menyatu dalam diri Sumantri (dunia). Namun dunia membenci dan membunuhnya.
Begitu pun Yesus ingin menyelamatkan dunia tetapi dunia malah menolak dan membunuh-Nya.
Apakah kita berasal dari dunia? Ataukah kita mengikuti Yesus yang dari surga?
Lebaran hampir tiba.
Jangan mudik di rumah aja.
Kita ini bukan dari dunia.
Dunia akan membenci kita.
Cawas, waspada corona….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr