WALAUPUN di Foshan banyak perguruan silat bermunculan, tapi Yen Wen atau lebih dikenal dengan Ip Man tidak tertarik mendirikan perguruan.
Ia mahir dalam beladiri Win Chun. Tetapi ia tidak menonjolkan kemahirannya itu. Ketika Jepang menjajah China, Jepang banyak menindas rakyat dan sering berlaku kejam. Kehidupan Yen Wen berubah.
Ia menjadi buruh tambang yang sering menerima perlakuan tidak adil. Ia harus membela teman-temannya yang dibunuh tentara Jepang.
Jendral Miura menantang dia berduel. Yen Wen menunjukkan kemahiran beladirinya dan berhasil mengalahkan Jendral Miura.
Orang-orang mendaulat dia untuk mengajari ilmu beladiri win chun. Ia berpesan kepada murid-muridnya bahwa kungfu bukan untuk menebar kekerasan dan permusuhan.
Ia punya banyak murid. Murid-muridnya dinasehati untuk selalu membawa damai dan welasasih. Keahlian beladiri bukan dipakai untuk menebar permusuhan atau kesombongan.
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus memberi kuasa kepada murid-murid-Nya untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Kuasa atau keahlian mereka itu diberikan dalam perutusan akan datangnya Kerajaan Allah.
Yesus mengutus mereka, “Pergilah dan wartakanlah, Kerajaan Surga sudah dekat.” Kemampuan mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit itu dipakai dalam rangka tugas perutusan, bukan untuk kesombongan pribadi atau mencari kehebatan diri.
Kalau kemampuan beladiri hanya untuk mengalahkan orang lain dan keangkuhan pribadi, maka dia akan hancur.
Demikian dialami Jin Shan Zhao yang menantang Ip Man untuk bertarung. Ia dengan sombong mencari musuh yang dapat mengalahkannya.
Ingatlah pepatah, “Di atas langit masih ada langit.” Intinya jangan sok kuasa dan jagoan. Kemampuan diri bukan untuk kesombongan pribadi, tetapi sejauhmana keahlian atau kuasa itu digunakan untuk kebaikan hidup bersama.
Para murid diberi kuasa dan kemampuan oleh Yesus untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan segala penyakit. Kuasa itu diberikan demi pewartaan Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah itu adalah damai sejahtera bagi semua orang. kuasa itu diberikan agar Allah semakin dirasakan dan dimuliakan oleh segala makhluk.
Kuasa itu bukan untuk kesombongan para murid sendiri. Keliru kalau orang menyombongkan bahwa ia pandai berkotbah, pandai ini pandai itu, followernya banyak dan disanjung dimana-mana.
Orang itu mewartakan dirinya sendiri atau Kerajaan Allah yang diutamakan? Jangan terkecoh…
Riuh rendah pestanya ramai.
Orang menari berputar-putaran.
Kita diutus membawa damai.
Agar nama Allah dimuliakan.
Cawas, hati-hati ada grenjul grenjul..
Rm. A. Joko Purwanto, Pr