VIKTOR HUGO adalah penulis dan sastrawan terkenal di Perancis. Namanya tertulis harum sebagai jalan utama di Paris sejajar dengan Champs Elysees yang terkenal. Banyak karya Viktor Hugo yang berpengaruh bagi kehidupan manusia. Misalnya tentang cinta kasih, keadilan sosial, kemiskinan dan derita, penindasan, demokrasi, romantisme.
Dalam novel “Les Miserables” sangat jelas bagaimana Viktor Hugo menggambarkan tentang belas kasih. Kasih tanpa pamrih diberikan Jean Valjean kepada orang miskin, pelacur. Bahkan dia mengampuni orang yang membencinya, Kolonel Javert.
Beda lagi cinta model Quasimodo kepada gadis cantik gipsy nan molek Esmeralda dalam karya “Si Bongkok dari Notre Dame.”
Cinta Si Bongkok ini murni. Kasih yang tanpa pamrih, hanya memberi, tak ingin memiliki. Ia hanya ingin membahagiakan Esmeralda walau tak mungkin memilikinya. Cukup puaslah jika ia bisa melihat senyum gadis yang dipujanya.
Yesus mengajarkan tentang kasih. Dasar kasih itu adalah Bapa yang telah mengasihi Anak-Nya. Begitu pula, Anak-Nya itu mengasihi kita tanpa pamrih. Maka Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Dasar tindakan kasih tidak ada yang lebih tinggi daripada kasih Yesus. “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Kasih yang paling besar adalah kasih yang memberi.
Memberi itu ibarat matahari atau rembulan. `Matahari itu hanya memberikan sinar, terang dan panasnya. Begitu pula Bulan hanya memberi terang dan hangatnya bagi malam yang gelap.
Matahari dan Bulan tidak mengharap imbalan atau balasan. Ia mengasihi tanpa imbalan atau pamrih apa pun.
Apakah anda merasa dikasihi oleh Tuhan Yesus? Yesus tidak minta balasan apa-apa. Ia hanya berpesan pada kita, “Kasihilah seorang akan yang lain.”
Sebentar lagi Idul Fitri.
Untuk sementara tetap disini.
Mari kita mulai memberi.
Tanpa berharap kembali.
Cawas, sabar tidak ketemu….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr