AGUSTINUS mengalami kelembutan hati Uskup Ambrosius. Dia pernah menyatakan, “Bukan karena pertama-tama keunggulan kotbahnya, tetapi karena kelembutan sikapnya sebagai seorang bapa, yang menerimaku apa adanya sebagai seorang pendosa, itulah yang menarikku ingin mengikuti Kristus.”

Kelembutan seorang bapa yang ditunjukkan St. Ambrosius mampu membawa seorang ateis seperti Agustinus mengalami pertobatan. Kelembutan seorang bapa meluluhkan hati Agustinus. Kita bisa membaca Buku “Pengakuan Agustinus” bagaimana latar belakang kehidupannya sebelum mengenal Kristus. Ia mengejar hawa nafsu duniawi. Ia tidak mengenal Allah. Ibunya, Monika, sangat sedih melihat perilaku anaknya.

Ambrosius pernah menghibur Monika dengan penuh pengertian, “Seorang anak yang didoakan dengan cucuran air mata, pasti tidak akan dibuang (Tuhan).” Kata-kata yang sungguh menyejukkan.

Kita bisa membayangkan seorang anak yang menangis tersedu-sedu “sesenggukan” sampai nafasnya tersengal-sengal, duduk di pangkuan dan dekapan ibunya. Belaian tangan ibu terasa menyejukkan dan menenteramkan. Kita merasa aman di pangkuannya, setelah kita dimarahi karena kenakalan kita.

Sabda Yesus, “Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Aku ini lemah lembut dan rendah hati, maka hatimu akan mendapat ketenangan.”

Yesus berkali-kali menunjukkan kelemah-lembutan-Nya yang berasal dari Bapa. Gambaran tentang gembala yang baik, Bapa yang rindu menantikan anak yang sesat adalah wujud kelemah-lembutan Allah kepada kita.

Bagaimana Allah menghukum kita? Ia menghukum dengan kelembutan, belaian. Kita didekap di pangkuan-Nya. Domba yang ditemukan itu tidak diseret paksa, tetapi dipanggulnya dengan sukacita. Anak yang hilang itu tidak hanya ditunggu, tetapi dijemput dengan berlari dan dirangkul dengan kuat.

Batu karang yang keras akan luluh juga oleh terpaan air yang lembut. Kelembutan dan kasih Allah itu mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Kita akan memperoleh kelegaan di dalamnya.

Malam-malam memetik rambutan.
Sekali panjat dapat lima.
Betapa indahnya kasih Tuhan.
Laksana anak di pangkuan ibunya.

Cawas, baju hitam bunga-bunga…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr